Manuver Apple di Tengah Tekanan Politik AS: Tambah Investasi di China

Posted on

Di tengah memanasnya tensi dagang antara Amerika Serikat dan China, CEO Apple Tim Cook justru mengambil langkah yang terbilang berani.

Dalam kunjungannya ke Beijing, Cook berkomitmen untuk meningkatkan investasi Apple di China dan mempererat kerja sama dengan para mitra lokal. Kunjungan ini menjadi yang kedua bagi Cook ke China tahun ini.

Ia datang sekaligus mempromosikan peluncuran iPhone Air yang sempat tertunda di pasar Asia. Dalam pertemuan dengan Li Lecheng, pimpinan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), Cook menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah China dan menyatakan Apple akan “meningkatkan investasi serta kualitas kerja sama dengan mitra China.”

MIIT menyebut kedua pihak mendiskusikan perkembangan bisnis Apple di China dan peluang kolaborasi di sektor teknologi informasi dan elektronik. Li meyakinkan bahwa pasar China yang sangat besar dan rantai industri yang lengkap menawarkan iklim usaha yang menguntungkan bagi perusahaan asing.

Pernyataan Cook ini berpotensi memicu sorotan dari pemerintahan Donald Trump. Selama beberapa tahun terakhir, Apple berupaya mengimbangi tekanan politik AS dengan memindahkan sebagian produksi iPhone ke India dan mengalokasikan investasi besar di sektor manufaktur dalam negeri.

Pada Februari, Apple menjanjikan paket investasi senilai USD 500 miliar di Amerika Serikat, yang kemudian meningkat menjadi USD 600 miliar pada Agustus.

Meski begitu, memindahkan seluruh perakitan iPhone ke AS bukanlah opsi realistis. Kompleksitas rantai pasok, biaya tenaga kerja, hingga kesiapan ekosistem membuat Apple tetap membutuhkan China sebagai basis produksi utama.

Bahkan saat ekspor iPhone dari China turun hingga 72% pada April dibanding tahun lalu, negara itu masih menjadi tulang punggung manufaktur Apple, disusul India yang terus naik perannya.

Trump sebelumnya mendorong seluruh produksi iPhone kembali ke AS dan sempat memperingatkan Cook agar tak memperluas perakitan di India. Namun situasi kini lebih fleksibel, terutama karena eskalasi perang dagang dan kekhawatiran terhadap pasokan komponen penting.

Langkah Apple menguatkan kembali pijakannya di China muncul saat hubungan Beijing-Washington berada di titik rendah. China baru-baru ini memperketat ekspor mineral tanah jarang yang krusial untuk industri chip, sementara Trump mengancam menaikkan tarif barang impor asal China.

Dalam kondisi itu, Apple tampaknya memilih strategi keseimbangan: tetap menunjukkan dukungan pada kebijakan ekonomi AS, sambil tidak menutup pintu bagi China sebagai pusat rantai pasok global. Kunjungan Cook menjadi sinyal bahwa Apple belum siap melepas pasar dan infrastruktur manufaktur yang telah dibangun selama puluhan tahun di Negeri Tirai Bambu.