Rusia dikabarkan tengah mengembangkan fasilitas militer yang memungkinkannya jadi ancaman Elon Musk, karena dapat memusnahkan satelit Starlink milik SpaceX. Menurut ahli, hal ini berpotensi pecahnya perang luar angkasa.
Kabar mengejutkan tersebut diungkapkan oleh Victoria Samson, Direktur Utama Keamanan dan Stabilitas Luar Angkasa di Secure World Foundation. Samson menyebutkan Rusia sedang melakukan uji coba rudal anti satelit bernama Nudol.
Nudol itu dapat menghancurkan satelit low earth orbit (LEO). Sistem persenjataan itu telah diluncurkan untuk meledakkan pesawat antariksa era Uni Soviet di orbit rendah Bumi, di mana kemampuan tersebut kini jadi sinyal bahaya bagi Starlink.
Secara teoritis, seperti dikatakan Samson, sistem persenjataan Rusia itu dapat menghancurkan sebagian dari 7.000 starlink SpaceX yang saat mengorbit. Meski belum ada bukti meyakinkan, Nudol bisa saja menggunakan hulu ledak nuklir.
Tak hanya mengancam satelit LEO, Samson mengungkapkan, jangkauan Nudol juga mencakup ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
“Rusia sebelumnya menerjunkan pencegat berhuku ledak nuklir serupa yang oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara disebut “Gorgon”, sebagai bagian dari sistem pertahanan rudal Moskow selama masa Uni Soviet,” ungkap Samson dilansir dari Forbes, Rabu (23/4/2025).
Ledakan bom nuklir yang kuat di orbit tidak hanya menghancurkan ribuan satelit, tetapi juga dengan cepat menyebabkan kematian astronaut yang sedang bertugas di sana dengan cepat.
“Akan menyebabkan penyakit radiasi bagi para astronaut dalam waktu sekitar satu jam dan kemungkinan kematian besar 90% dalam waktu 2-3 jam,” ucapnya.
Terkait isu proyek rahasia sistem persenjataan tersebut menyeruak ke permukaan, Rusia membantahnya. Kendati begitu, AS mengajukan resolusi ke Dewan Keamanan PBB pada April lalu untuk menyerukan semua negara di dunia mematuhi perjanjian terkait luar angkasa.
“Militer AS mengutuk uji coba tersebut,” imbuhnya. “Dengan menyatakan bahwa hal itu menunjukkan pengabaian yang disengaja terhadap keamanan, keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan jangka panjang domain luar angkasa untuk semua negera,” pungkasnya.