3 Risiko Keamanan Siber yang Harus Diwaspadai di Tengah Perang Tarif AS-China

Posted on

Di tengah perang tarif antara Amerika Serikat dan China membuat risiko keamanan siber kian meningkat. Pakar pun mewanti-wanti masyarakat global untuk berhati-hati.

Kaspersky, penyedia solusi keamanan internet, mengungkapkan pelaku kejahatan memanfaatkan situasi selama periode ketidakpastian ekonomi-baik yang disebabkan oleh tarif, peristiwa geopolitik, atau gangguan pasar lainnya-. Pelaku kejahatan mungkin mencari cara untuk mengeksploitasi situasi di beberapa area utama.

Roman Dedenok, Pakar Keamanan di Kaspersky Threat Research, mengungkapkan tiga risiko keamanan siber yang tengah diincar pelaku kejahatan siber. Pertama, penipuan belanja daring kemungkinan meningkat karena penipu memanfaatkan peningkatan permintaan barang yang diperkirakan akan menjadi lebih mahal.

“Mereka mungkin membuat situs web palsu yang meyakinkan atau mengirim email penipuan canggih yang mempromosikan “diskon pra-tarif.” Konsumen yang tergesa untuk mendapatkan harga lebih rendah dapat secara tidak sadar memberikan informasi keuangan kepada operator penipu, yang menyebabkan kerugian finansial atau pencurian identitas,” tuturnya.

Kedua, gangguan rantai pasokan dapat memaksa bisnis dan konsumen untuk segera mencari pemasok alternatif, sering kali dengan proses pemeriksaan yang kurang ketat. Hal ini menciptakan peluang bagi produk palsu untuk memasuki pasar, termasuk contoh-contoh ketika penjahat dunia maya menyematkan malware di perangkat palsu.

Kekhawatiran ini baru-baru ini disorot oleh penemuan Kaspersky tentang varian canggih dari Trojan Triada yang sudah terpasang sebelumnya pada ponsel pintar Android palsu yang dijual melalui pengecer yang tidak sah. Beroperasi pada level firmware, malware ini memberi penyerang kendali penuh atas perangkat, memungkinkan pencurian aset kripto, pembajakan akun media sosial, dan pengalihan panggilan tidak sah- menggarisbawahi risiko serius yang ditimbulkan oleh rantai pasokan yang disusupi.

Ketiga, volatilitas pasar membuka pintu bagi penipuan investasi. Penipu dapat menyamar sebagai lembaga keuangan sah, menjanjikan keuntungan tinggi yang “terjamin” berdasarkan pengetahuan orang dalam, atau meluncurkan kampanye phishing dan situs web palsu untuk mencuri informasi sensitif.

Kaspersky mencontohknya, unggahan media sosial yang tidak terverifikasi tentang potensi jeda tarif baru-baru ini memicu lonjakan pasar sementara senilai multi-triliun dolar sebelum didebatkan-menunjukkan seberapa cepat informasi yang salah dapat menyebar dan memicu potensi skema pump-and-dump.

Untuk membantu mengurangi risiko ini, konsumen harus:

“Karena lanskap ekonomi terus berubah, kewaspadaan yang lebih tinggi akan menjadi penting. Memahami ancaman ini dapat membantu konsumen dan investor tetap terlindungi dengan lebih baik,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *