CEO Nvidia Jensen Huang dan CEO OpenAI Sam Altman mengomentari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan biaya visa H-1B untuk pekerja asing.
Huang dan Altman memberikan komentarnya dalam wawancara dengan CNBC setelah kedua eksekutif mengumumkan bahwa Nvidia akan mengucurkan investasi senilai USD 100 miliar di OpenAI untuk membangun pusat data AI.
“Kami ingin semua pemikir terbaik datang ke AS dan mengingat bahwa imigrasi adalah fondasi American Dream,” kata Huang, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (23/9/2025).
“Kami mewakili American Dream, jadi menurut saya imigrasi adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan kami dan sangat penting bagi masa depan bangsa, dan saya senang melihat Presiden Trump mengambil langkah-langkah tersebut,” imbuhnya.
CEO OpenAI Sam Altman juga memberikan pandangan yang positif terhadap perubahan kebijakan visa H-1B.
“Kita perlu mendatangkan orang-orang pintar ke negara ini, dan menyederhanakan proses tersebut serta menjelaskan insentif finansialnya merupakan hal yang baik menurut saya,” ucap Altman.
Seperti diberitakan sebelumnya, Trump menetapkan biaya baru untuk visa H-1B menjadi USD 100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar. Padahal biaya visa ini sebelumnya sekitar USD 1.700 sampai USD 4.500 tergantung apakah proses pembuatan visa dipercepat atau tidak.
Visa H-1B sudah lama diandalkan perusahaan teknologi AS untuk mendatangkan karyawan berketerampilan tinggi dari luar negeri, terutama dari India dan China. Dua negara tersebut masing-masing menyumbangkan 71% dan 11,7% pemegang visa H-1B tahun lalu.
Pemerintahan Trump mengklaim visa ini disalahgunakan oleh perusahaan untuk menurunkan upah warga Amerika dan mengalihkan pekerjaan IT ke warga asing. Kenaikan biaya ini diterapkan untuk mendorong perusahaan AS mempekerjakan lebih banyak warga Amerika.
Gedung Putih mengatakan perusahaan kini wajib menunjukkan bukti pembayaran visa sebelum mengajukan petisi H-1B atas nama karyawan. Petisi pemohon akan ditangguhkan selama 12 bulan sampai pembayaran dilakukan.