Album terbaru Petra Sihombing bertajuk Senang Oke Sedih Gpp bukan sekadar kumpulan lagu. Ini menjadi catatan perjalanan hidup yang lahir setelah proses kreatif selama lima tahun.
Berbeda dari proyek sebelumnya, album ini tumbuh dari konsep “melambat” yang Petra temukan setelah pindah dari Jakarta ke sebuah desa di Ubud, Bali – namun dieksekusi cepat dan rapi berkat ekosistem teknologi yang jadi studio pribadinya.
Petra menceritakan bahwa tak ada tenggat ketat saat mengerjakan album ini. Bertempat tinggal di Ubud memberinya ritme hidup yang lebih tenang dibanding hiruk-pikuk ibu kota.
Tempo yang lebih santai itu memungkinkan Petra memeriksa setiap detail, memberi napas, dan merenungi arah lagu demi lagu.
“Ternyata hal-hal itu tuh bisa membuahkan hasil yang sangat baik,” ujarnya saat berbincang online. Konsep ‘melambat’ ini menjadi salah satu tema sentral dalam album yang digarapnya selama lima tahun tersebut.
Meski proses emosional dan kreatifnya lambat, alur kerja teknis Petra justru sangat efisien berkat perangkat dan aplikasi yang ia gunakan. Semua bermula dari hal sederhana: ide.
“Kalau ada ide, terus langsung ke situ [voice notes],” kata Petra.
Ia merekam gagasan lagu menggunakan Voice Notes di iPhone, lalu memindahkan rekaman itu ke Mac dengan cepat lewat AirDrop. Lirik yang ditulis di Notes juga otomatis tersinkronisasi ke laptop, sehingga tidak ada ide yang hilang.
Sebagai pusat produksi, Petra mengandalkan Logic Pro di MacBook Pro. Familiaritasnya dengan Logic-sejak versi lama-membuat proses mixing dan pengolahan berjalan cepat.
“Jadi aku udah tahu mencet apa tuh jadinya apa, shortcut, apa di luar kepala,” ujarnya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Petra memanfaatkan stock plugins dan synthesizer bawaan Logic, tapi fitur yang disebutnya paling mengubah permainan adalah Stem Splitter-yang memudahkan pemisahan elemen seperti drum, bass, atau vokal dari satu file audio. Fitur itu sangat berguna ketika ia menerima demo dalam bentuk MP3 dan perlu segera mengekstrak instrumen.
Ekosistem Apple Petra tidak hanya berhenti di iPhone dan MacBook. Ia juga memakai iPad Mini untuk mobilitas, AirPods Max untuk mengecek detail suara, dan HomePod Mini yang dipasang stereo untuk mendengarkan hasil rekaman di ruang-ruang tak terduga-misalnya di meja makan-agar mendapat perspektif baru soal kualitas mix. Dengan kombinasi perangkat ini, Petra berhasil membangun workflow yang menghemat waktu dan biaya, tanpa perlu studio rekaman besar.
Selain produksi musik, Petra merekam sejumlah konten sendiri-termasuk video lirik-hanya dengan iPhone. Kemampuan menggarap hampir seluruh proses mulai dari ide, rekaman, mixing sampai materi promosi membuatnya tetap mandiri sebagai musisi independen. Integrasi antar-perangkat memungkinkannya segera mengeksekusi ide kapan pun muncul, di mana pun ia berada.
Lewat pengalamannya, Petra menyampaikan pesan sederhana tapi kuat: kreativitas tak harus menunggu peralatan mahal atau lokasi mewah.
“Apa yang gue pengen tuh bisa tercapai dengan apa yang gue punya, dengan devices yang gue punya,” ucapnya. “Tidak ada alasan untuk tidak bikin musik kalau emang mau.”
Album Senang OK, Sedih Gpp jadi bukti bahwa perpaduan proses yang alami – melambat untuk mengasah isi – dan alat yang tepat – teknologi yang mempercepat eksekusi – dapat melahirkan karya yang otentik dan relevan.