Model AI yang dikembangkan oleh Google DeepMind dan OpenAI semakin pintar saja. Belum lama ini, kedua perusahaan mengklaim model AI mereka memenangkan medali emas di Olimpiade Matematika Internasional (IMO) 2025.
Olimpiade Matematika Internasional adalah salah satu kompetisi matematika level SMA paling sulit sedunia. Dari 630 siswa yang bertanding tahun ini, hanya 67 orang yang membawa pulang medali emas.
Tahun lalu, Google memperoleh medali emas di Olimpiade Matematika Internasional menggunakan sistem ‘formal’. Artinya, ada manusia yang menerjemahkan soal ke dalam format yang dapat dibaca mesin.
Tahun ini, Google dan OpenAI mengikuti pertandingan dalam sistem ‘informal’ di mana model AI bisa memahami pertanyaan dan menghasilkan jawaban dalam bahasa alami. Kedua perusahaan mengklaim model AI mereka bisa menjawab lima dari enam pertanyaan dengan skor lebih tinggi daripada peserta siswa.
Model AI Google dan OpenAI menyelesaikan soal IMO sama seperti siswa-siswa yang berkompetisi. Mereka diberikan waktu 4,5 jam untuk masing-masing tes, dan tidak diperbolehkan mengakses tool eksternal atau internet.
Meski sama-sama berhasil memenangkan medali emas, Google mempertanyakan cara OpenAI mengumumkan pencapaiannya. OpenAI mengumumkan hasilnya pada Sabtu (19/7) pagi, hanya beberapa jam setelah IMO mengumumkan daftar siswa pemenang pada Jumat malam.
Google baru mengumumkan hasilnya pada hari Senin, setelah IMO mengunggah skor resmi untuk kompetisi tahun ini. CEO Google DeepMind Demis Hassabis langsung menyindir OpenAI yang mengumumkan hasilnya secara prematur dan hasil tes modelnya tidak dievaluasi langsung oleh IMO.
“Ngomong-ngomong sebagai tambahan, kami tidak mengumumkannya pada hari Jumat karena kami menghormati permintaan awal Dewan IMO agar semua laboratorium AI membagikan hasilnya setelah hasil resmi diverifikasi oleh para ahli independen dan para siswa telah menerima pengakuan yang pantas mereka dapatkan,” kata Hassabis, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (24/7/2025).
Thang Luong, peneliti senior Google DeepMind yang memimpin proyek IMO mengatakan Google menunggu IMO mengumumkan hasilnya untuk menghormati siswa yang berkompetisi. Ia menambahkan Google sudah bekerjasama dengan penyelenggara IMO dalam persiapan tes ini.
“Pengelola IMO memiliki pedoman penilaian mereka sendiri. Jadi evaluasi yang tidak berdasarkan pedoman itu tidak dapat membuat klaim tentang pencapaian medali emas,” ujar Luong.
Noam Brown, peneliti senior OpenAI yang mengembangkan model untuk IMO mengatakan pengelola IMO menghubungi OpenAI beberapa bulan yang lalu untuk mengikuti kompetisi sistem formal. Tapi pencipta ChatGPT itu menolak karena sedang mengembangkan sistem bahasa natural.
OpenAI mengatakan mereka menggandeng evaluator pihak ketiga, yang merupakan tiga mantan peraih medali IMO yang memahami sistem penilaian IMO, untuk menilai performa model AI-nya. Setelah OpenAI mengetahui skor medali emas, Brown mengatakan pihaknya menghubungi IMO, yang kemudian meminta OpenAI menunggu untuk mengumumkan hasilnya hingga setelah upacara penghargaan yang berlangsung Jumat malam.