Pemanasan Global Nyata! Negara Ini Akan Kehilangan Semua Gletsernya baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sebuah negara baru saja mengalami tragedi sejarah iklim dengan kehilangan semua gletsernya. Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menggarisbawahi dampak perubahan iklim yang semakin cepat.

Venezuela telah resmi kehilangan semua gletsernya. Gletser Humboldt, gletser terakhir yang tersisa di negara itu, pernah menjadi simbol ketahanan di salah satu iklim paling unik di dunia.

Namun, laporan terkini mengonfirmasi bahwa gletser ini, yang telah menyusut drastis selama bertahun-tahun, kini telah hilang seluruhnya.

Dikutip dari The Daily Galaxy, Rabu (23/7/2025) dalam beberapa bulan terakhir, para peneliti dari Cryosphere Climate Initiative mengumumkan berakhirnya Gletser Humboldt, yang pernah menutupi area yang luas.

Kini, luasnya hanya dua hektar, terlalu kecil untuk dianggap sebagai gletser. Hilangnya landmark gletser ini menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa Bumi makin panas dan semakin cepatnya perubahan lingkungan yang memengaruhi planet ini.

Gletser Humboldt, mengambil nama dari seorang penjelajah visioner dan naturalis Alexander von Humboldt. Dulunya, gletser ini merupakan yang terbesar di garis lintang ini. Humboldt yang merupakan seorang tokoh perintis di bidang ilmu lingkungan, pada abad ke-19 sudah memperingatkan tentang konsekuensi parah dari tindakan manusia terhadap lingkungan.

Pengamatannya yang tajam kini terasa sangat relevan saat dunia menyaksikan dampak perubahan iklim secara langsung. Humboldt telah meramalkan bahwa gangguan berkelanjutan terhadap alam dapat mengakibatkan konsekuensi bencana.

Hilangnya gletser ini bukan sekadar hilangnya keajaiban alam yang tragis, melainkan pertanda perubahan lingkungan yang lebih mendalam. Seiring meningkatnya suhu, gletser di seluruh dunia menyusut dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para ilmuwan khawatir bahwa lebih banyak negara akan segera mengikuti jejak Venezuela dan Slovenia, kehilangan gletser mereka.

Menurut Futura-Sciences, hilangnya gletser memiliki konsekuensi yang luas, terutama bagi masyarakat yang mengandalkan air lelehan gletser untuk pasokan air tawar.

Gletser, terutama di wilayah tropis seperti Andes, merupakan sumber air penting bagi jutaan orang. Studi terbaru menunjukkan bahwa gletser di pegunungan ini telah kehilangan 25% lapisan esnya sejak akhir 1800-an.

Yang lebih memprihatinkan adalah laju hilangnya gletser tersebut, gletser tropis mencair sepuluh kali lebih cepat daripada rata-rata global.

Kekhawatiran utamanya bukanlah kenaikan dramatis permukaan air laut, seperti yang diasumsikan banyak orang, tetapi ancaman terhadap persediaan air tawar.

Orang-orang yang bergantung pada sungai yang dialiri gletser untuk air minum, irigasi, dan bahkan tenaga air berada dalam risiko karena menyusutnya sumber air penting ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendeklarasikan tahun 2025 sebagai International Year of Glacier Preservation atau Tahun Internasional Pelestarian Gletser. Ini adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga gletser dunia.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Namun, terlepas dari upaya-upaya ini, para ilmuwan tidak optimistis dapat membalikkan tren tersebut. Prospek gletser di wilayah tropis sangat suram, dengan banyak di antaranya telah mengalami pencairan es yang cepat.

Hilangnya gletser seperti yang terjadi di Venezuela bukan hanya tragedi nasional tetapi juga tragedi global, yang menandakan urgensi mengatasi perubahan iklim dalam skala yang lebih luas. Peristiwa di Venezuela menjadi pengingat nyata bahwa dampak pemanasan global sudah terasa di banyak bagian dunia.

Pentingnya Gletser Humboldt

Penanda Masalah Kritis

Implikasi Global

Menurut Futura-Sciences, hilangnya gletser memiliki konsekuensi yang luas, terutama bagi masyarakat yang mengandalkan air lelehan gletser untuk pasokan air tawar.

Gletser, terutama di wilayah tropis seperti Andes, merupakan sumber air penting bagi jutaan orang. Studi terbaru menunjukkan bahwa gletser di pegunungan ini telah kehilangan 25% lapisan esnya sejak akhir 1800-an.

Yang lebih memprihatinkan adalah laju hilangnya gletser tersebut, gletser tropis mencair sepuluh kali lebih cepat daripada rata-rata global.

Kekhawatiran utamanya bukanlah kenaikan dramatis permukaan air laut, seperti yang diasumsikan banyak orang, tetapi ancaman terhadap persediaan air tawar.

Orang-orang yang bergantung pada sungai yang dialiri gletser untuk air minum, irigasi, dan bahkan tenaga air berada dalam risiko karena menyusutnya sumber air penting ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendeklarasikan tahun 2025 sebagai International Year of Glacier Preservation atau Tahun Internasional Pelestarian Gletser. Ini adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga gletser dunia.

Namun, terlepas dari upaya-upaya ini, para ilmuwan tidak optimistis dapat membalikkan tren tersebut. Prospek gletser di wilayah tropis sangat suram, dengan banyak di antaranya telah mengalami pencairan es yang cepat.

Hilangnya gletser seperti yang terjadi di Venezuela bukan hanya tragedi nasional tetapi juga tragedi global, yang menandakan urgensi mengatasi perubahan iklim dalam skala yang lebih luas. Peristiwa di Venezuela menjadi pengingat nyata bahwa dampak pemanasan global sudah terasa di banyak bagian dunia.

Penanda Masalah Kritis

Implikasi Global