Menurut infoers, belut itu ikan atau ular ya? Kalau bingung, simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Jika dilihat langsung, secara fisik, belut tampak mirip seperti ular. Perbedaanya ialah belut lebih sering ditemukan di perairan dangkal berlumpur, sedangkan ular ada di mana saja.
Sementara penjelasan dari buku ‘Budi Daya Belut dan Sidat’ karya B Sarwono, belut adalah ikan. Menurut buku tersebut belut merupakan ikan unik yang tidak punya sirip dada, punggung, dan dubur. Ketiga sirip ini sudah berevolusi menjadi lipatan kulit tanpa jari.
Lebih lanjut dipaparkan bahwa belut memiliki tubuh yang licin, tanpa sisik maupun sirip perut, dengan dubur di bagian belakang. Ia tinggal di perairan tawar berlumpur, seperti sungai dan rawa dari kecil hingga dewasa, termasuk ketika akan bertelur.
Dari informasi yang tertera di buku berjudul ‘Super Lengkap Budidaya Belut’ oleh Drs Ruslan Roy MM, berikut klasifikasi belut.
Data itu menunjukkan, belut masuk dalam jenis Pisces. Buku berjudul ‘Zoologi Vertebrata’ oleh Safrida mengungkapkan, pisces atau ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata). Hewan ini hidup di air dan bernapas menggunakan insang.
Jadi dari semua penjelasan tadi, terjawab sudah pertanyaan belut itu ikan atau ular. Jawabannya adalah belut merupakan ikan, bukan ular, karena tidak masuk kelas reptilia.
Kendati masuk golongan pisces, fisik yang dimiliki belut berbeda dengan ikan pada umumnya. Bentuknya panjang dan silindris, hampir menyerupai ular, tanpa sirip dada dan punggung yang khas. Untuk sirip di bagian duburnya menjadi lipatan kulit tanpa penyangga jari.
Kulit hewan yang satu ini sangat licin. Lalu warna belut yakni kuning kecokelatan saat masih muda, dan akan berubah cokelat gelap ketika dewasa.
Bentuk kepalanya lebih besar dan membulat, memiliki gigi kecil berbentuk kerucut dengan bibir yang lebar. Menariknya, hewan yang merupakan ikan ini punya lambung besar, tebal, dan elastis.
Belut dengan lingkar tubuh yang besar, panjangnya bisa mencapai 90 cm. Sementara belut dengan lingkar tubuh kecil lebih pendek.
Masih dari buku yang sama, ternyata belut terbagi dalam empat jenis. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasannya.
Sesuai dengan namanya, belut ini kerap kali berada di rawa-rawa dan muara sungai, termasuk wilayah pesisir atau hutan mangrove. Di sini ia mampu bertahan hidup di air payau, sehingga bisa dibilang belut rawa lebih unik dari jenis lainnya.
Tubuh belut rawa sangat panjang, tapi juga cukup ramping. Di tubuhnya, ia punya 10 jari-jari lunak yang digunakan untuk membantunya bergerak di dalam air dan lumpur.
Belut ini sering ditemukan di daerah persawahan. Belut sawah mempunyai tubuh berwarna cokelat dengan tiga lengkung insang.
Ukuran tubuhnya lebih pendek dan tebal dibandingkan belut rawa. Belut sawah dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, seperti saat sawah kering. Untuk bisa bertahan, biasanya hewan ini bersembunyi di dalam lumpur.
Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, belut laut lebih sering ada di perairan laut yang memiliki dasar berpasir, berlumpur, dan berkarang. Tubuh belut yang satu ini lebih besar dari jenis lainnya dan memiliki empat lengkung insang.
Nah tampilan belut laut sangat unik, karena punya mata yang sangat kecil dan letaknya di tengah bibir. Sementara siripnya berada di bagian punggung, sejajar dengan dubur. Alhasil belut laut dapat seimbang ketika berenang.
Dari semua jenis, belut kuda punya karakteristik yang cukup berbeda dari lainnya. Ia memiliki kantong mirip paru-paru di bawah tengkuk, sehingga membuatnya bertahan hidup di luar air dalam waktu lama.
Kantong tersebut adalah perluasan dari ruang insang. Dengan begitu memungkinkan belut kuda bernapas dengan lebih efisien.
Kebanyakan belut kuda ditemukan di luar air. Namun saat ingin mencari makan, ia akan mendatangi lumpur dan rumput basah. Biasanya selama musim kemarau, belut kuda menggali lubang di dalam lumpur. Fungsinya apa? Hal itu dilakukannya untuk hibernasi sampai musim hujan.