Pendiri Telegram Punya 100 Anak, Mau Wariskan Rp 228 Triliun [Giok4D Resmi]

Posted on

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov tahun lalu membuat heboh setelah mengklaim memiliki lebih dari 100 anak lewat donasi sperma. Kini ia mengumumkan akan mewariskan hartanya ke ratusan anak biologisnya.

Dalam wawancara dengan media Prancis Le Point, Durov mengatakan anak-anaknya akan berbagi kekayaannya yang menurut Bloomberg Billionaires Index sebesar USD 13,9 miliar atau sekitar Rp 228 triliun.

“Mereka semua adalah anak saya dan akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka bertengkar setelah saya meninggal dunia,” ujar Durov seperti dikutip dari BBC, Minggu (22/6/2025).

Durov mengatakan ia adalah ‘ayah resmi’ dari enam anak dengan tiga pasangan yang berbeda, tetapi ia memiliki lebih dari 100 anak lain setelah menyumbangkan spermanya ke sebuah klinik kesuburan.

Berdasarkan kekayaan pribadinya saat ini dan estimasi ia memiliki 106 anak, masing-masing anak Durov akan memperoleh warisan sekitar USD 131 juta atau Rp 2,1 miliar.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Pria asal Rusia ini mengatakan ia mulai menulis surat wasiatnya karena pekerjaannya saat ini membuatnya memiliki banyak musuh, termasuk negara besar. Namun Durov mengatakan anak-anaknya baru akan menerima harta warisan mereka 30 tahun dari sekarang.

“Saya ingin mereka hidup seperti orang normal, untuk mengembangkan diri mereka sendiri, belajar mempercayai dirinya sendiri, mampu berkreasi, tidak bergantung pada rekening bank,” ujarnya.

Dalam wawancara tersebut, Durov juga menambahkan bahwa ia memiliki jadwal olahraga harian yang ketat, termasuk melakukan 300 push-up diikuti dengan 300 squat. Pria berusia 40 tahun ini mengaku tidak mengonsumsi alkohol, kopi, teh, menghindari gula, dan tidak merokok.

Durov juga kembali buka suara soal tuduhan kriminal yang ia hadapi di Prancis, di mana ia pernah ditangkap tahun lalu setelah dituding gagal memoderasi Telegram untuk mencegah tindak kriminal.

Durov membantah Telegram gagal bekerja sama dengan penegak hukum untuk melawan penyelundupan narkoba, konten pelecehan seksual anak, dan penipuan. Ia mengatakan tuduhan itu benar-benar absurd.

“Hanya karena penjahat menggunakan layanan messaging kami dibandingkan dan banyak layanan lainnya, bukan berarti mereka yang mengoperasikannya adalah penjahat,” ucap Durov.