Konflik Iran dan Israel memasuki babak baru yang mengejutkan dunia ilmiah. Sebuah rudal Iran dilaporkan menghantam Institut Sains Weizmann, lembaga riset terkemuka Israel yang dijuluki sebagai “permata sains”. Serangan ini menyebabkan kehancuran sejumlah laboratorium penting dan menghentikan berbagai penelitian ilmiah kelas dunia.
Serangan terjadi pada Minggu dini hari waktu setempat. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, dampak terhadap fasilitas penelitian sangat parah. Beberapa gedung rusak berat, termasuk laboratorium biologi molekuler dan ilmu saraf yang telah menjadi pusat penelitian kanker, autisme, hingga pengembangan sistem saraf manusia.
“Ini adalah kemenangan moral bagi Iran. Mereka berhasil merusak permata mahkota ilmu pengetahuan di Israel,” ujar Prof. Oren Schuldiner, ilmuwan senior yang laboratoriumnya hancur total dalam serangan itu, dikutip dari Indiatimes.
Selama bertahun-tahun, Israel dikenal kerap menargetkan ilmuwan nuklir Iran sebagai bagian dari perang bayangan yang bertujuan memperlambat program nuklir Teheran. Namun kali ini, Iran membalas dengan menargetkan komunitas ilmiah Israel secara langsung.
Pakar keamanan menyebut serangan terhadap Weizmann bukan hanya simbolis, tapi strategis. Yoel Guzansky, peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional Tel Aviv, menyebut bahwa serangan ini menunjukkan pemikiran Iran: “Anda melukai ilmuwan kami, maka kami juga melukai ilmuwan Anda.”
Salah satu laboratorium yang rusak adalah milik Prof. Schuldiner yang telah bekerja selama 16 tahun meneliti sistem saraf manusia menggunakan lalat hasil rekayasa genetika. Kini, seluruh proyeknya hancur, termasuk ribuan spesimen, peralatan canggih seperti mikroskop khusus, dan data hasil penelitian.
“Tak ada jejak. Tak ada yang bisa diselamatkan. Semua penelitian kami terhenti,” ucap Schuldiner.
Sementara itu, Prof. Sarel Fleishman dari departemen biokimia menyebut kerusakan sangat serius, dengan banyak gedung hangus, jendela pecah, hingga langit-langit runtuh. Ia memperkirakan akan butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan kondisi semula.
Institut Sains Weizmann bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi juga simbol kemajuan ilmiah Israel. Didirikan tahun 1934 dan dinamai dari presiden pertama Israel, Weizmann dikenal luas berkat kontribusinya dalam ilmu kimia, fisika, dan bioteknologi.
Para ilmuwan dan peneliti di lembaga tersebut menerbitkan ratusan penelitian setiap tahun. Seorang peraih Nobel dalam bidang kimia dan tiga peraih Penghargaan Turing telah bekerja sama dengan lembaga tersebut, yang membangun komputer pertama di Israel pada tahun 1954.
Lembaga ini juga menjalin kolaborasi dengan sektor pertahanan, seperti Elbit Systems, yang diduga menjadi salah satu alasan serangan. Namun lebih dari itu, Weizmann mewakili wajah intelektual Israel yang kini ikut menjadi korban dalam konflik berkepanjangan ini.