Operation Spiderweb atau Operasi Jaring Laba-laba Ukraina, berhasil menyelundupkan 117 drone yang menyerang 4 pangkalan udara Ukraina. Banyak pesawat penting Rusia dilaporkan hancur dan kejadian ini menyoroti kelemahan pasukan Vladimir Putin.
Menurut pernyataan awal Angkatan Bersenjata Ukraina, drone tersebut menyerang 41 pesawat. Andriy Kovalenko, pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengklaim sedikitnya 13 pesawat Rusia hancur.
Korbannya dilaporkan termasuk pembom supersonik jarak menengah Tu-22M3 Backfire-C, pembom turboprop jarak jauh Tu-95MS Bear-H, dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50 Mainstay. Yang masih belum dikonfirmasi adalah laporan hancurnya pembom supersonik jarak jauh Tu-160 Blackjack.
Para analis Barat sepakat ini merupakan penghinaan bagi Putin. “Pada saat Putin tampaknya berpikir bahwa ia menang di medan perang, ini menunjukkan bahwa pasukannya sebenarnya sangat rentan,” kata Sven Biscop, direktur di Egmont Institute.
“Ini mungkin tidak mengubah arah perang, tapi itu berarti bahwa setiap kemajuan yang diperoleh Rusia akan dibayar dengan harga mahal,” tambahnya yang dikutip infoINET dari NBC.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Menurutnya, sangat mengherankan bahwa banyak pesawat pembom Rusia dihancurkan seperti itu oleh Ukraina. Ledakan karena serangan itu dilaporkan terjadi di beberapa zona waktu di seluruh Rusia termasuk Murmansk di atas Lingkaran Arktik dan di wilayah Amur, lebih dari 8.000 km dari Ukraina.
Vasyl Maliuk, kepala Security Service of Ukraine (SBU), mengungkap drone diselundupkan ke Rusia dalam semacam peti kayu yang dipasang di belakang truk. Atap peti itu bisa dibuka dari jarak jauh. Truk diarahkan ke lokasi-lokasi dekat pangkalan udara Rusia oleh pengemudi yang tampaknya tak menyadari muatan mereka. Kemudian, drone diluncurkan dan diarahkan ke sasaran.
Video yang beredar menunjukkan drone muncul dari atap salah satu kendaraan yang terlibat. Seorang pengemudi truk yang diwawancarai media pemerintah Rusia mengatakan bahwa ia dan pengemudi lainnya mencoba menjatuhkan drone yang terbang keluar dari truk dengan batu.
Menurut laporan saluran Telegram Rusia Baza. pengemudi truk tempat drone lepas landas semuanya menceritakan kisah yang sama. Mereka mendapat pesanan pengusaha untuk mengirimkan kabin kayu di berbagai lokasi di seluruh Rusia.
Beberapa dari mereka menerima instruksi lebih lanjut melalui telepon tentang tempat memarkir truk. Ketika melakukannya, mereka terkejut melihat pesawat drone mendadak keluar dari truk.
Dalam unggahan di media sosial, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang secara langsung mengawasi operasi, mengatakan 117 drone telah digunakan dalam serangan berani itu yang memakan waktu setahun, enam bulan, dan sembilan hari untuk persiapan.
Dr Steve Wright, pakar drone di Inggris, menyebut drone yang digunakan untuk menyerang pesawat Rusia adalah quadcopter sederhana dengan muatan bom relatif berat.
Yang membuat serangan ini sangat luar biasa adalah kemampuan menyelundupkannya ke Rusia dan kemudian meluncurkan serta memerintahkannya dari jarak jauh. Zelensky mengatakan masing-masing dari 117 drone punya pilot sendiri
Ukraina belum membagikan rincian asal drone tersebut, tapi sejak dimulainya perang, Ukraina agresif memproduksi drone. Mungkin drone yang digunakan dalam operasi ini diproduksi domestik.