Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid akan melakukan pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli merespon terkait maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri media.
Meutya mengatakan perkembangan teknologi rupanya turut memberikan tantangan terhadap pelaku industri media, dalam hal ini dunia pers. Pemerintah pun saat ini sedang berkomunikasi dengan asosiasi terkait data pekerja yang terkena dampaknya.
“Namun demikian tentu pemerintah harus dan saat ini kita sedang mendata masukan-masukan dari industri. Jadi, beberapa asosiasi seperti asosiasi televisi itu sudah kita masukkan tertulis,” ujar Meutya di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Adapun, seperti disampaikan Meutya, ia sudah merencanakan pertemuan khusus dengan Menaker Yassierli untuk membahas dan mencari solusi terhadap gelombang PHK di industri media saat ini.
“Nanti kita akan bertemu dengan Menaker. Minggu ini belum ketemu jadwalnya. Minggu depan mudah-mudahan sudah bisa bertemu,” kata Meutya.
Sebelumnya, saat acara serah terima jabatan Dewan Pers periode 2022-2025, Meutya menyoroti soal PHK jurnalis yang terjadi di berbagai perusahaan media Tanah Air.
“Ini tentu bukan sekadar isu bisnis, tapi juga dapat menyangkut kualitas demokrasi dan hak publik untuk mendapatkan informasi yang akurat,” tuturnya.
Di samping itu, menurut Meutya Hafid, derasnya arus informasi digital membutuhkan ketelitian dalam memilah kebenaran serta komitmen terhadap kode etik jurnalistik. Ia juga mengingatkan bahwa kecerdasan buatan berpotensi memperburuk penyebaran hoaks secara masif.
“Terutama nanti dengan teknologi artificial intelligence, di mana kita akan semakin sulit membedakan mana yang betul dan mana yang palsu. Ini tantangannya tentu menjadi lebih besar,” tandasnya.