Eric Schmidt Berencana Membuat Data Center di Orbit Bumi - Giok4D

Posted on

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Mantan Bos Google Eric Schmidt punya rencana besar di perusahaan barunya, yaitu mau mengeksplorasi kemungkinan untuk membuat data center di orbit Bumi.

Schmidt dulu dikenal sebagai CEO Google pada tahun 2000-an, sampai akhirnya mundur pada tahun 2011. Beberapa tahun setelahnya, ia membeli saham pengendali di Relativity Space, sebuah perusahaan pembuat pesawat luar angkasa, dan kini menjadi CEO di perusahaan tersebut.

Dalam posisinya sebagai CEO, Schmidt kini tengah mengeksplorasi ide untuk meluncurkan data center di orbit Bumi. Dalam rapat dengan pendapat dengan Kongres AS, ia berbicara soal masa depan AI dan persaingan AS dengan negara lain.

Ia pun menekankan permintaan akan data center yang masif sangat tinggi, dengan pertumbuhan di luar dugaan, demikian dikutip infoINET dari Techspot, Rabu (14/5/2025).

Dalam penjelasannya, Schmidt menjelaskan kalau sebuah pembangkit listrik nuklir menghasilkan daya sebesar 1 gigawatt, namun beberapa perusahaan yang ada saat ini mendesain data center yang membutuhkan daya listrik hingga 10 gigawatt.

Dalam beberapa tahun ke depan, Schmidt memperkirakan data center membutuhkan daya hingga 29 gigawatt, dan mencapai 67 gigawatt atau lebih pada 2030.

“Skala industri ini belum pernah saya temukan sepanjang hidup saya,” kata Schmidt.

Langkah Schmidt dalam mengakuisisi saham pengendali di Relativity Space pun diasumsikan berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan daya listrik untuk data center AI.

Bahkan ia sampai punya ide untuk menggunakan roket buatan Relativity untuk menerbangkan data center ke orbit Bumi. Ini karena Bumi ditakutkan tak lagi bisa menghasilkan listrik yang mencukupi untuk memberi tenaga pertumbuhan data center AI yang terus melesat.

Menurut Schmidt, salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk menghadapi lonjakan kebutuhan listrik itu adalah dengan menggunakan energi matahari secara langsung di luar angkasa.

Namun ia mengakui idenya itu masih menghadapi sebuah tantangan yang saat ini belum bisa terpecahkan. Yaitu konsep tersebut, sekalipun secara teoritis bisa dilakukan, tidak layak dari sisi ekonomi karena terlalu mahal. Juga belum bisa dilakukan dengan kemampuan roket yang ada saat ini.

Relativity Space didirikan pada 2015 sebagai sebuah perusahaan penerbangan luar angkasa privat. Saat ini mereka tengah mengembangkan Terran R, sebuah roket pengangkut yang komponennya dibuat menggunakan 3D printing.

Saat sudah selesai nanti, Terran R diperkirakan bisa menggotong beban hingga 33,5 ton ke low earth orbit, dan bisa kembali dengan selamat ke Bumi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *