Vatikan Matikan Sinyal HP untuk Jaga Kerahasiaan Pemilihan Paus Baru

Posted on

Vatikan tak main-main dalam menjaga kerahasiaan proses pemilihan Paus baru pengganti Paus Fransiskus, yang wafat 21 April lalu. Menjelang Conclave yang dimulai besok, Rabu (7/5), Takhta Suci mengumumkan langkah drastis: mematikan sinyal telepon seluler!.

Langkah pengamanan super ketat ini diumumkan Vatikan pada Senin (5/5), seperti dilaporkan oleh AFP. Tujuannya jelas, memastikan tidak ada bocoran informasi sedikit pun dari dalam Kapel Sistina, tempat 133 kardinal akan berkumpul untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

“Sinyal telepon akan diputus di negara (Vatikan) selama berlangsungnya konklaf,” demikian konfirmasi dari pihak Vatikan.

Namun, bagi peziarah yang ingin menyaksikan momen bersejarah pengumuman Paus baru, tak perlu panik. Vatikan menegaskan area Lapangan Santo Petrus (St Peter’s Square) akan tetap ‘online’. Sinyal di area publik utama itu dipastikan aman, sehingga ribuan orang yang diperkirakan berkumpul di sana tetap bisa berkomunikasi dan mengabadikan momen.

Pemutusan sinyal HP hanyalah salah satu bagian dari protokol kerahasiaan ekstrem yang diterapkan selama Conclave. Para kardinal pemilih (di bawah usia 80 tahun) akan benar-benar terisolasi dari dunia luar.

Mereka akan menginap di wisma Domus Sanctae Marthae (Santa Marta) dan dilarang keras membawa alat komunikasi atau melakukan kontak eksternal dalam bentuk apa pun. Sebelum memasuki Kapel Sistina pada Rabu sore, mereka akan bersumpah di bawah ancaman ekskomunikasi (pengucilan) untuk tidak membocorkan detail apa pun yang terjadi selama proses pemilihan.

Bukan cuma kardinal, puluhan staf pendukung – mulai dari petugas medis, kebersihan, katering, hingga operator lift – juga sudah diambil sumpahnya pada Senin (5/5) untuk menjaga kerahasiaan yang sama.

Conclave akan dimulai dengan satu putaran pemungutan suara pada hari pertama. Jika belum ada hasil, pemungutan suara dilanjutkan empat kali sehari hingga salah satu kandidat memperoleh mayoritas dua pertiga (atau 89 suara dari 133 kardinal).

Proses ini bisa berlangsung singkat seperti pada pemilihan Paus Fransiskus dan Benediktus XVI (kurang dari 2 hari), namun sejarah mencatat Conclave bisa berjalan berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Dunia akan menantikan sinyal dari cerobong asap Kapel Sistina. Asap hitam berarti pemungutan suara belum menghasilkan Paus baru, sementara asap putih menjadi tanda sukacita bahwa pemimpin baru Gereja Katolik telah terpilih. Tirai merah juga sudah dipasang di balkon Basilika Santo Petrus, tempat Paus baru akan menyapa dunia untuk pertama kalinya.

Para kardinal sendiri telah melakukan serangkaian pertemuan persiapan untuk membahas tantangan Gereja masa kini dan profil Paus ideal. Mereka mencari sosok “gembala yang dekat dengan kehidupan nyata rakyat,” mampu “menjadi jembatan dan pemandu” di tengah krisis global, serta membawa Gereja pada “sifat misionarisnya.”

Dengan 133 kardinal dari 70 negara, Conclave kali ini menjadi pertemuan para pangeran Gereja paling beragam dan internasional dalam sejarah Vatikan.

Sumpah Rahasia dan Isolasi Total

Menanti Asap Putih dari Kapel Sistina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *