Satelit Milik Soviet Kosmos 482 Akan Jatuh ke Bumi Pekan Ini

Posted on

Satelit milik Soviet, Kosmos 482, yang diperkirakan jatuh tak terkendali ke Bumi pekan ini, hanya salah satu dari jutaan keping sampah antariksa di orbit yang menunggu terjun bebas ke Bumi.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Thomas Djamaluddin menyebutkan, berdasarkan data jaringan radar pemantau sampah antariksa, wahana ini akan jatuh ke Bumi di rentang pekan ini hingga awal pekan depan.

“Setelah 53 tahun mengorbit Bumi, Kosmos 482 akan jatuh ke Bumi sekitar 7-13 Mei 2025. Bobot total 1,2 ton. Wahana pendarat untuk misi ke Venus berbobot sekitar 0,5 ton, diperkirakan jatuh utuh,” ujarnya melalui percakapan pesan instan dengan infoINET, Senin (5/5/2025).

Sampah antariksa yang jatuh ke Bumi akan semakin banyak dengan kian bertambahnya populasi antariksa oleh wahana buatan manusia. Sebagian besar berupa ribuan roket dan satelit bekas seperti Kosmos 482.

“Sampah antariksa terus bertambah karena peluncuran satelit makin banyak dan tabrakan antar-sampah-antariksa,” kata Profesor Djamal.

Dijelaskan sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini, sampah antariksa yang ketinggiannya di bawah 600 km berpotensi jatuh. Setiap satelit atau sampah antariksa orbitnya pasti melewati ekuator, sehingga peluang jatuh di daerah ekuator sangat besar dibandingkan dengan di wilayah lintang tinggi.

“Jadi dilihat dari probabilitasnya, Indonesia yang merupakan negara ekuator terbesar sangat potensial kejatuhan satelit atau sampah antariksa,” jelasnya.

Namun jangan cemas, perbandingan luasnya daerah jelajah dengan ukuran satelit atau sampah antariksa sangat jauh, sehingga kemungkinan untuk membahayakan manusia sangat kecil.

“Karena wilayah Bumi khususnya wilayah Indonesia sebagian besar tidak berpenduduk, yaitu berupa laut, hutan, maka probabilitas untuk membahayakan manusia kecil sekali. Secara umum probabalitasnya lebih banyak jatuh ke wilayah yang tidak berpenduduk karena di Bumi ini presentasi jumlah wilayah yang berpenduduk kecil sekali dibandingkan luas Bumi,” sebutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *