Proyek identitas biometrik yang digagas Sam Altman, World, yang sebelumnya dikenal sebagai Worldcoin, resmi diluncurkan di Amerika Serikat. Di Indonesia, aplikasi itu telah dilarang oleh Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi) terkait masalah keamanan.
Teknologi ini memverifikasi individu dengan memindai iris atau retina mata mereka dengan imbalan bagian dari mata uang kripto dan ID digital yang disebut WorldID.
Acara peluncuran di San Francisco, mengungkap versi baru yang lebih ringkas dari perangkat pencitraan khas perusahaan yang dikenal sebagai Orb, yaitu bola perak yang menangkap pola iris untuk membuktikan seseorang adalah manusia.
Altman, bos OpenAI yang melahirkan ChatGPT, menyebut proyeknya ini langkah penting menuju masa depan yang digerakkan oleh kecerdasan buatan. “Seiring kemajuan AI, semakin penting untuk membedakan antara manusia dan bot daring,” kata perusahaan itu.
Namun aplikasi World telah memicu kontroversi di berbagai belahan dunia. Misalnya pihak berwenang di Spanyol menangguhkan proyek tersebut. Argentina mengeluarkan denda atas pelanggaran data. Kenya membuka penyelidikan kriminal sebelum akhirnya menghentikan proyek tersebut.
Adapun di Hong Kong, regulator memerintahkan World menghentikan operasinya, dengan alasan pengumpulan data biometrik sebagai berlebihan dan tidak perlu.
Meski mendapat berbagai teguran, World mengklaim sistemnya aman. Dikatakan bahwa Orb tak menyimpan gambar mata pengguna yang sebenarnya, melainkan menghasilkan kode iris terenkripsi yang kemudian dikaitkan dengan identitas digital berbasis blockchain.
Namun, para kritikus tetap waspada. “Begitu Anda menghubungkan biometrik yang tidak dapat diubah seperti mata Anda ke sistem ID global, Anda tidak dapat mengambilnya kembali,” kata seorang pakar keamanan siber yang dikutip infoINET dari Fox News
Altman yang berusia 39 tahun, menjadi terkenal sebagai CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Di bawah kepemimpinannya, OpenAI sukses mempopulerkan AI meski ada ketakutan akan deepfake, misinformasi, dan PHK. Sekarang tampaknya ia kembali berambisi mengguncang dunia dengan World.
Aplikasi ini dilaporkan telah memverifikasi lebih dari 11 juta orang di seluruh dunia. Mereka juga mengumumkan kemitraan dengan Visa untuk merilis World Card akhir tahun ini, kartu debit yang terhubung dengan kripto yang dapat digunakan pengguna di mana saja yang menerima Visa.
Di Jepang, kemitraan terpisah dengan Tinder akan memungkinkan pengguna memverifikasi identitas mereka melalui pemindaian iris, yang bertujuan untuk memberantas penipuan.
Adapun peluncuran di AS dilakukan saat pemerintahan Donald Trump terus mendukung aset digital dan teknologi baru. Trump telah menyerukan menjadikan negaranya ibu kota kripto dunia.
Lingkungan yang mendukung itu mungkin menjelaskan mengapa Altman memilih membawa World kembali ke AS setelah peluncuran internasional yang hati-hati di pemerintahan sebelumnya. “Kami sedang membangun lapisan dasar ekonomi internet,” kata Altman.
Bagi sebagian orang, World adalah sekilas masa depan digital yang menjanjikan. Bagi yang lain, hal itu adalah mengkhawatikan karena pengguna seakan diminta untuk mengorbankan sesuatu yang bersifat pribadi yaitu pemindaian iris mata mereka.