WorldID Dibekukan karena Skandal Pencatatan Retina, Pengamat Cyber Security Angkat Bicara

Posted on

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan WorldID. Platform tersebut dikatakan membayar Rp 800.000 untuk mereka yang bersedia retinanya direkam.

Pengamat keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya pun membenarkan bahwa WorldID membayar Rp 800.000 kepada mereka yang mau retinanya di-scan.

“Iya itu betul tetapi itu WorldID memanfaatkan koin kripto. Jadi bagi individu yg melakukan scanning retina, berhak mendapatkan koin kripto world sebesar kira-kira Rp 800.000,” ujar Alfons kepada infoINET, Senin (5/5/2024).

Akan tetapi ada syaratnya, WorldID mereka harus aktif dan login setiap bulan. Pembayarannya juga dengan cara mencicil.

“Ini kalau saya lihat merupakan usaha WorldId untuk mendapatkan user based yang aktif,” imbuhnya.

Saat ini, WorldID telah membuka sistemnya untuk dipakai. Jadi seandainya ada layanan, contohnya PSSI butuh untuk penjualan tiket dan berupaya menghindari bot, ini bisa dipakai. Tinggal koneksikan sistem pembelian war tiket ke WorldID, jadi sebelum ikut war tiket akun sudah harus lolos verifikasi WorldID.

Lebih lanjut, Alfons berpendapat bahwa WorldID sedang di tahap ‘bakar uang’ alias jor-joran mempromosikan layanan mereka.

“Mereka sudah dapat suntikan uang dari VC dan model bisnisnya kira-kira sama dengan Gojek Grab waktu awal-awal. Bakar uang dulu, dapatkan user based. Kalau sudah besar kemungkinan mereka akan mendapatkan uang dari layanan verifikasi id yang aman dan transparan,” jelasnya.

Alfons pun menitipkan pesan kepada pemerintah untuk tidak ada salahnya terbuka dengan inovasi yang bermanfaat luas seperti WorldID. Pemerintah hanya perlu menyiapkan regulasi yang dapat melindungi masyarakat.

“Mungkin kalau misalnya pemerintah ingin supaya mematuhi peraturan ya minta saja ke WorldID untuk menyimpan datanya hanya di servernya Indonesia dan tidak perlu di luar. Kan pemerintah lemah dalam pengelolaan sekuriti, jadi kenapa tidak manfaatkan kelebihannya WorldID yang memiliki kemampuan mengelola data lalu manfaatkan one person one id,” sarannya.

Baru-baru ini, membekukan operasi sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID. Langkah tersebut diambil setelah viral PSE itu memberi Rp 800.000 bagi orang yang mau data retinanya direkam. Kejadian itu berlangsung di Bekasi dan ramai dibicarakan di media sosial.

“Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar dilansir situs resmi Komdigi, Minggu (4/5).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *