Apple berencana memindahkan produksi semua iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari China ke India dalam beberapa tahun ke depan. Namun analis mengatakan hal ini tidak akan menyelesaikan masalah Apple.
Analis Craig Moffett mengatakan rencana Apple memindahkan produksi iPhone tujuan AS di India tidak realistis. Ia mempertanyakan bagaimana langkah ini bisa menurunkan biaya produksi terkait tarif mengingat komponen iPhone masih akan dibuat di China.
“Anda memiliki banyak masalah yang disebabkan oleh tarif, dan memindahkan (produksi) ke India tidak akan menyelesaikan semua masalah. Namun memang hal itu akan membantu sampai taraf tertentu,” kata Moffet kepada CNBC, seperti dikutip infoINET, Senin (28/4/2025).
“Saya mempertanyakan bagaimana itu akan berhasil,” imbuhnya.
Dalam memonya untuk klien, Moffett mengatakan upaya diversifikasi produksi iPhone ke India tidak semudah perkiraan. Ia menambahkan rantai pasok Apple masih berpusat di China dan kemungkinan akan menghadapi perlawanan dari China.
“Intinya adalah perang dagang global adalah pertempuran dua arah, yang berdampak pada biaya dan penjualan,” tulis Moffett dalam memonya kepada klien.
“Memindahkan perakitan ke India mungkin (dan kami tekankan mungkin) membantu mengatasi masalah pertama. Masalah kedua yang pada akhirnya mungkin akan jadi masalah lebih besar,” sambungnya.
Kekhawatiran Moffett itu benar adanya. Menurut laporan The Information, pemerintah China menolak memberi izin kepada salah satu pemasok peralatan produksi Apple di China untuk mengekspor mesin yang dibutuhkan dalam uji coba produksi iPhone 17 ke India.
Foxconn, mitra produksi terbesar Apple, juga harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan persetujuan ekspor dari pemerintah China, dan kadang beberapa permintaan ekspor ditolak tanpa alasan yang jelas.
Menurut laporan The Financial Times, Apple berencana memproduksi 60 juta iPhone yang ditujukan untuk konsumen AS di India pada tahun 2027. Apple sudah memproduksi iPhone di India sejak tahun 2017, dan pada tahun 2023 mereka berkomitmen memproduksi 50 juta iPhone di negara tersebut dalam waktu tiga tahun.