Pengoperasian Pusat Data Nasional (PDN) kembali mengalami penundaan. Semula direncanakan beroperasi pada Januari 2025, kemudian diundur ke Maret. Namun hingga April 2025, PDN yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, belum juga resmi berjalan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, memberikan penjelasan terkait nasib proyek strategis ini. Ketika ditanya apakah PDN akan dioperasikan pada April ini, Nezar menjelaskan bahwa proses masih terus berjalan.
“April ini, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) sedang melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap arsitektur keamanan PDN. Ada beberapa proses tertentu yang membutuhkan waktu, misalnya kebutuhan tenaga ahli bersertifikasi khusus untuk menjalankan sejumlah fitur di PDN,” ungkapnya usai acara Sosialisasi Karya Nominator WSIS Prize 2025 di kantor Komdigi, Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Nezar menegaskan bahwa penundaan ini bukanlah kemunduran, melainkan bagian dari pendekatan bertahap. “Sebenarnya bukan mundur, tapi bertahap. Tes terhadap PDN sudah berjalan secara perlahan untuk beberapa layanan,” tambahnya.
Menariknya, ketika disinggung apakah pengoperasian PDN menunggu kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Nezar dengan nada ringan menjawab, “Bisa jadi, bisa jadi.”
Seperti diketahui biaya pembangunan PDN berasal dari pinjaman dari Pemerintah Perancis dengan total nilai EUR 164.679.680 atau sekitar Rp 2,7 Triliun dengan waktu pengerjaan 24 bulan.
PDN sendiri merupakan proyek strategis pemerintah untuk mengelola data nasional secara terpusat, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan keamanan data di berbagai layanan publik. Proyek ini dibangun sejak tahun 2022 di atas luas lahan kurang lebih 15.994 m2.
PDN dibangun dengan kapasitas prosesor 25.000 Cores, memory 200 TeraByte, storage 40 PetaByte, mechanical electrical 20 Mega Watt pada kesempatan operasi optimal.
