Israel mendapat gelombang serangan balasan dari Iran. Pertahanan Iron Dome yang jadi benteng pertahanan Israel berhasil ditembus oleh rudal balistik Iran.
Serangan tersebut terjadi dari Sabtu (14/6) hingga yang terbaru Minggu (15/6) yang membuat warga Israel berlarian ke tempat perlindungan karena kawasan mereka dihujani bom berulang kali.
Melalui siaran TV Pemerintah Iran, mengungkapkan bahwa serangan tersebut dinamakan gelombang baru Operation Hones Promise 3 yang merupakan operasi militer serangan balasan terhadap Israel atas tewasnya beberapa tokoh militer penting di Iran.
Iron Dome yang menjadi andalan Israel dalam menghadang rudal masuk ke wilayahnya ternyata mampu ditembus oleh rudal balistik berkecepatan tinggi yang dilancarkan Iran. Meski ada yang mampu dihalau, tapi ada juga yang terus melesat hingga ke daratan Israel.
Sebagaimana dikutip Bulgarian Military, Minggu (15/6/2025) sejak debutnya, Iron Dome telah mencapai tingkat keberhasilan yang dilaporkan melebihi 90% terhadap ribuan roket, menyelamatkan banyak nyawa dan mengukuhkan reputasinya sebagai keajaiban teknologi.
Namun, keberhasilan awal sistem tersebut telah menciptakan kesalahpahaman publik yang masih ada hingga saat ini. Banyak yang berasumsi bahwa Iron Dome adalah solusi menyeluruh untuk setiap ancaman udara, persepsi yang dipicu oleh statusnya yang hampir mistis sebagai perisai pelindung Israel. Kenyataannya, sistem ini tidak pernah dimaksudkan untuk melawan rudal balistik, yang menghadirkan tantangan yang sangat berbeda.
Tidak seperti roket yang relatif lambat dan terbang rendah yang ditembakkan oleh kelompok militan, rudal balistik seperti Shahab-3 atau Zolfaghar milik Iran melaju dengan kecepatan supersonik, seringkali melebihi 5 Mach, dan mengikuti lintasan lengkung tinggi yang dapat mencapai ketinggian di luar atmosfer.
Jangkauannya, yang membentang ratusan atau bahkan ribuan kilometer, dan potensinya untuk membawa hulu ledak yang berat atau dapat bermanuver membuat mereka menjadi ancaman yang jauh melampaui cakupan desain asli Iron Dome.
Untuk mengatasi celah tersebut, Israel mengandalkan sistem lain, yakni Arrow 2 dan Arrow 3, yang dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries dan Boeing, menargetkan rudal balistik di tengah perjalanan atau fase akhir, sering kali di luar atmosfer, sementara David’s Sling, proyek bersama dengan Raytheon, menangani ancaman jarak menengah. Bersama-sama, sistem ini membentuk jaringan pertahanan berlapis-lapis, yang masing-masing sistem disesuaikan dengan profil ancaman tertentu.
Adapun, momen pertahanan Iron Dome yang berhasil ditembus itu terekam oleh video yang kemudian menyebar di media sosial hingga menjadi perbincangan netizen seluruh dunia.