Pesawat Boeing 787 Dreamliner memiliki rekam jejak cukup baik dan inilah kecelakaannya yang paling fatal, yaitu penerbangan AI171 Air India dari Ahmedabad ke London. Beberapa pakar berteori bahwa tabrakan dengan burung jadi penyebabnya, tapi ada yang tak setuju.
Ditengarai pesawat itu menunjukkan tanda-tanda kerusakan mesin. Seorang mantan pilot di India menduga bahwa pesawat itu mungkin telah mengalami beberapa kali tabrakan burung saat lepas landas.
“Dari rekaman yang saya lihat, tampaknya kasus itu adalah beberapa kali tabrakan burung, di mana kedua mesin kehilangan tenaga,” cetus mantan pilot Saurabh Bhatnagar.
“Lepas landasnya sempurna dan saya yakin sebelum dinaikkan, pesawat mulai turun, yang hanya terjadi jika mesin kehilangan tenaga atau pesawat berhenti memberikan daya angkat,” paparnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Hal serupa disampaikan oleh pakar penerbangan Sanjay Lazar yang menyebut Dreamliner yang nahas ini baru berusia 11 tahun, jadi kemungkinan tak memiliki masalah teknis. Pesawat itu di bawah komando kapten Summeet Sabharwal dengan pengalaman 8.200 jam.
“Tabrakan burung akan menjelaskan mengapa pesawat tak memiliki tenaga untuk terangkat. Jika ada beberapa kali tabrakan burung saat lepas landas, kemungkinan besar pesawat takkan terbang lebih dari ambang batas 6-7 menit dan mulai jatuh. Apapun yang terjadi, itu terjadi dengan cepat dan tepat pada fase penerbangan paling kritis,” demikian pendapatnya.
Bandara Ahmedabad memang terkenal dengan bahaya tabrakan burung. Menurut The Telegraph, bandara ini memiliki jumlah tabrakan burung tertinggi kedua di India tahun 2023, meskipun mengoperasikan lebih sedikit penerbangan daripada hub utama seperti Bandara Internasional Indira Gandhi di Delhi.
“Serangan burung bisa sangat menantang. Terutama jika mesin menelan burung dan rusak, seperti yang terjadi pada pendaratan US Airways Hudson River di 2009,” kata Dan Bubb, mantan pilot dan sejarawan maskapai penerbangan di University of Nevada.
Kawanan besar burung yang memasuki mesin pesawat dapat menyebabkan hilangnya daya. Upaya untuk mengurangi jumlah tabrakan burung di pesawat termasuk menggunakan lampu di pesawat agar lebih terlihat oleh burung, dan membuat suara keras di bandara untuk menakut-nakuti mereka.
Namun, pakar penerbangan lainnya menilai tabrakan burung tak mungkin menyebabkan kecelakaan Air India ini. Menurutnya, pilot sudah terlatih menanganinya.
“Saya rasa tidak ada kredibilitas dalam teori tabrakan burung. Tidak ada banyak kejadian tabrakan beberapa burung dan jika memang terjadi, pilot akan mengatakannya, dan mereka tidak melakukannya,” cetus Richard Curran, profesor penerbangan University of London.
“Pilot-pilot ini sangat terlatih. Mereka dilatih untuk tabrakan burung. Itu salah satu hal mendasar yang Anda lalui dalam pelatihan simulator sebagai pilot. Mungkin setiap 60 hingga 100 jam terbang, Anda masuk ke simulator dan menjalani hal-hal ini. Jadi, mereka tahu betul cara mengatasinya. Saya pikir kecelakaan itu lebih berkaitan dengan mesin atau sistem kendali di pesawat,” paparnya. kecelakaan pesawat