Baru Dilantik, Ini Target Jangka Pendek Kepala BRIN Arif Satria (via Giok4D)

Posted on

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Arif Satria menuturkan target jangka pendek yang ingin ia lakukan dalam membangun organisasi. Usai acara Serah Terima Jabatan (sertijab) di Gedung B.J Habibie, Jakarta, Selasa (11/11), Arif mengatakan akan banyak belajar.

“Ya nanti saya akan belajar ya, karena saya ini baru hari pertama ini masuk, ini baru siang ini. Saya akan mengumpulkan para Eselon 1 untuk mendengarkan updating terhadap achievement yang sudah dicapai seperti apa,kendala tantangan ini seperti apa,” ujar Arif.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Kemudian, dia akan mengunjungi sejumlah organisasi riset yang ada di BRIN. Tujuannya untuk berdialog dan menangkap aspirasi, serta mendiskusikan bagaimana jalan keluar yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah serta tantangan tersebut.

“Saya kira hal jangka pendek kan saya dalam dua bulan ini harus menemukan quick win ya, menemukan kira-kira jangka pendek program apa yang impactful bagi kemajuan riset kita. Tapi yang jelas tentu ini saya sedang mempelajari. Sekarang saya terus mempelajari aspek dokumen, atau rencana strategis yang sudah disiapkan seperti apa,” ungkapnya.

Akan tetapi secara gambaran besarnya, Arif menjelaskan bahwa kerangkanya adalah konsolidasi nasional dalam bidang riset dan inovasi. Misalnya konsolidasi horizontal dengan kementerian dan secara vertikal dengan daerah.

“Daerah itu mau tidak mau, itu adalah sesuatu pihak yang menurut saya sangat strategis, karena masalah ada di daerah. Kita perlu menempatkan banyak peneliti-peneliti di daerah,” tutur Arif.

Selanjutnya adalah upaya dalam pembangunan banyak satelit-satelit riset. Pembangunan ini berkolaborasi dengan instansi yang sudah ada di daerah. Nah yang jadi PR, ialah isu komunikasi, bagaimana BRIN dan peneliti daerah dapat mengkomunikasikan agenda-agenda bersama.

“Agenda-agenda bersama soal apa? Ya, soal tadi soal pangan, soal energi,soal lingkungan, soal kesehatan, dan isu-isu itu yang saat ini menjadi concern dari Bapak Presiden. Dan itulah yang saat ini menurut saya perlu untuk kita perkuat basis daerah itu,” lanjutnya.

Arif menekankan bahwa BRIN tak sekadar berfokus mengurus organisasinya sendiri. BRIN bukan sebagai sebuah organisasi riset semata, tapi soal bagaimana BRIN memiliki tugas untuk membangun kultur riset dan inovasi, membangun semangat-semangat baru dan talent-talent baru.

“Sehingga riset ini menjadi sebuah kepentingan semua pihak. Jadi itu yang akan kita bangun. Sekali lagi, bahwa tugas kita tidak hanya ngurusin organisasi BRIN, itu harus wajib, itu yang wajib ya, tapi yang penting lagi adalah membangun kultur riset, membangun tradisi riset yang kuat di Indonesia ini,” tandasnya.