Astaga, Traffic Bot AI Naik 300 Persen! Ancam Ecommerce dan Media

Posted on

Akamai Technologies, Inc. melaporkan lonjakan tajam dalam aktivitas bot bertenaga kecerdasan buatan (AI) yang menyerang situs web lintas industri.

Dalam laporan terbarunya bertajuk State of the Internet (SOTI) Digital Fraud and Abuse Report 2025, Akamai mencatat traffic bot AI meningkat hingga 300 persen dalam setahun terakhir.

Kenaikan ini dinilai mengkhawatirkan karena bot AI menghasilkan miliaran permintaan otomatis (automatic traffic) yang mengacaukan analitik digital dan menurunkan performa situs. Saat ini, bot AI diperkirakan sudah menyumbang hampir 1 persen dari total traffic bot di seluruh platform Akamai.

Menurut laporan tersebut, aktivitas content scraping menjadi pendorong utama lonjakan ini. Bot-bot AI secara aktif mengambil data dan konten dari berbagai situs, terutama media dan penerbit digital, tanpa memberikan keuntungan.

Akibatnya, banyak perusahaan konten mengalami gangguan analitik serta penurunan pendapatan iklan karena nilai iklan terserap tanpa imbalan ekonomi yang sepadan.

“Meningkatnya penggunaan bot AI tidak lagi hanya menjadi masalah keamanan — ini telah menjadi keharusan bisnis,” ujar Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai.

“Para pemimpin bisnis harus bertindak sekarang untuk membangun kerangka kerja yang memastikan adopsi AI yang aman, mengelola risiko yang terus berkembang, dan melindungi operasional digital,” ujar Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai, dalam keterangan yang diterima infoINET, Rabu (12/11/2025)

Laporan SOTI 2025 menunjukkan bahwa industri penerbitan menjadi sektor paling terdampak, dengan 63 persen aktivitas bot AI terjadi di ranah media digital. Sementara itu, sektor perdagangan online mencatat lebih dari 25 miliar permintaan bot hanya dalam dua bulan periode pengamatan.

Di sektor kesehatan, lebih dari 90 persen aktivitas bot AI diketahui berasal dari scraping data untuk keperluan pencarian dan pelatihan model AI.

Selain scraping, Akamai menemukan bahwa alat-alat AI generatif juga dimanfaatkan untuk serangan rekayasa sosial, phishing, dan penipuan identitas menggunakan dokumen serta gambar palsu yang dihasilkan oleh AI.

Untuk menanggulangi ancaman ini, Akamai mendorong organisasi agar mengadopsi langkah-langkah keamanan berbasis kerangka kerja OWASP Top 10, mencakup aplikasi web, API, dan model bahasa besar (LLM). Pendekatan ini membantu perusahaan memetakan kelemahan seperti kontrol akses lemah, celah injeksi, dan paparan data sensitif, serta menyesuaikannya dengan toleransi risiko penipuan organisasi.

Industri Ecommerce dan Media Paling Terpukul

Rekomendasi Keamanan Akamai