Kodok Ajaib yang Berubah Kuning Cerah Hanya Dua Hari Setahun baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Ada banyak rahasia alam yang belum kita ketahui, salah satunya bagaimana spesies kodok tertentu bisa berubah warna menjadi kuning di waktu khusus. Ini terjadi pada Asian Common Toads.

“Asian Common Toads (Duttaphrynus melanostictus) adalah katak yang sangat cepat berkembang biak. Katak jantan akan berubah warna dari cokelat menjadi kuning cerah selama dua hari ketika memasuki masa kawin,” demikian penjelasan sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Ichthyology & Herpetology.

Studi ini dilakukan untuk menjawab mengapa amfibi ini berubah warna menjadi kuning neon selama 48 jam setiap tahunnya. Jawabannya, sesuai dugaan sebelumnya, perubahan tersebut untuk menarik kodok betina.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa warna kuning yang ditunjukkan oleh kodok jantan ditujukan agar dapat dengan mudah dibedakan dari kodok betina berwarna cokelat dari sudut pandang kodok,” tulis para peneliti seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (4/11/2025).

Secara intuitif, hal ini mungkin masuk akal, tetapi bukan berarti tidak perlu dibuktikan. Jadi untuk membuktikannya, tim tersebut mengambil pendekatan bercabang dua. Pertama, mereka membuat simulasi menjadi kodok. Menggunakan model komputer dan data spektrometer tentang warna hewan, mereka mengembangkan semacam simulator penglihatan kodok yang memungkinkan mereka melihat dunia melalui mata amfibi.

“Kami menduga bahwa dikromatisme seksual dinamis pada Asian Common Toads telah berevolusi sebagai sinyal visual yang memediasi pengenalan pasangan secara cepat dalam kelompok perkembangbiakan yang padat dan terbatas waktu,” beber para penulis.

Mereka menambahkan fakta bahwa dikromatisme seksual dinamis bertindak sebagai sinyal visual untuk memungkinkan pengenalan pasangan secara cepat dengan cara yang kemungkinan mengurangi ketidakcocokan jantan-jantan yang merugikan.

Ketika kodok ingin kawin, mereka tidak punya waktu untuk hal-hal seperti memastikan kodok yang diincarnya benar-benar betina. Bahkan, mereka hampir tidak punya waktu untuk memastikan itu benar-benar kodok.

“Kodok jantan mengamplifikasi (menempel) segala sesuatu yang berwarna cokelat, bahkan kumbang kacang sekalipun,” ujar Doris Preininger, seorang peneliti dan herpetologis di Vienna Zoo dan salah satu penulis makalah baru tersebut.

Ketika tim menciptakan dua model kodok, satu cokelat dan satu kuning cerah, dan menempatkannya di dekat beberapa kodok yang ingin kawin, buktinya tampak jelas. “Selama eksperimen model, kodok jantan melakukan kontak fisik dua kali lebih banyak dengan model kodok berwarna cokelat dan memeluknya 40 kali lebih banyak dibandingkan model kodok kuning,” kata para peneliti.

Namun menariknya, warna kuning tidak menandakan kesesuaian untuk berkembang biak. Singkatnya, kodok betina tidak punya banyak pilihan dalam seluruh pesta kawin kodok. Jadi kodok jantan tidak perlu menunjukkan betapa kuat atau sehatnya mereka.

“Kami membandingkan ukuran, berat, dan kondisi tubuh. Kodok jantan kuning belum tentu lebih kuat atau lebih besar,” kata para peneliti.

“Warnanya hanya menunjukkan bahwa itu jantan, tidak lebih tidak kurang. Tapi bagaimana hormon-hormon ini mempertahankan rona kuning itu selama satu atau dua hari masih belum sepenuhnya kami pahami,” kata mereka.

Dengan kata lain, jika seekor katak jantan berubah menjadi kuning cerah, hal itu sementara hanyalah cara mudah untuk memastikan kodok jantan lain tidak mencoba kawin dengannya. Demikian pula, jika semua kodok berwarna kuning neon, mereka akan lebih mudah dihindari dan fokus hanya tertuju pada kodok betina.

“Kodok jantan akan berkelahi, menendang, dan mencoba mengusir kodok jantan lain yang sudah menunggangi kodok betina,” ujar ahli herpetologi dan peneliti Vienna Zoo Susanne Stückler.

Begitu bebas dan bertelur, kodok betina akan menyelam secepat mungkin. Mereka meninggalkan area kawin, mencoba bersembunyi di lubang-lubang dari gerombolan kodok jantan yang mengejar mereka saat keluar.

“Terkadang, beberapa kodok jantan mencoba berkawin secara bersamaan dengan kodok betina yang sama. Hal itu bahkan dapat menyebabkan kodok betina tenggelam,” kata Stückler.

Setidaknya, peristiwa ini akan berlangsung selama kurang lebih dua hari. “Sehari setelah kejadian, hanya akan terlihat untaian telur di air. Sekitar seminggu kemudian, kecebong akan menetas dan menyebar. Lalu tepat pada waktunya di tahun depan, mereka akan ‘berpesta’ mengulang siklus serupa,” tutup para peneliti.

Ketika tim menciptakan dua model kodok, satu cokelat dan satu kuning cerah, dan menempatkannya di dekat beberapa kodok yang ingin kawin, buktinya tampak jelas. “Selama eksperimen model, kodok jantan melakukan kontak fisik dua kali lebih banyak dengan model kodok berwarna cokelat dan memeluknya 40 kali lebih banyak dibandingkan model kodok kuning,” kata para peneliti.

Namun menariknya, warna kuning tidak menandakan kesesuaian untuk berkembang biak. Singkatnya, kodok betina tidak punya banyak pilihan dalam seluruh pesta kawin kodok. Jadi kodok jantan tidak perlu menunjukkan betapa kuat atau sehatnya mereka.

“Kami membandingkan ukuran, berat, dan kondisi tubuh. Kodok jantan kuning belum tentu lebih kuat atau lebih besar,” kata para peneliti.

“Warnanya hanya menunjukkan bahwa itu jantan, tidak lebih tidak kurang. Tapi bagaimana hormon-hormon ini mempertahankan rona kuning itu selama satu atau dua hari masih belum sepenuhnya kami pahami,” kata mereka.

Dengan kata lain, jika seekor katak jantan berubah menjadi kuning cerah, hal itu sementara hanyalah cara mudah untuk memastikan kodok jantan lain tidak mencoba kawin dengannya. Demikian pula, jika semua kodok berwarna kuning neon, mereka akan lebih mudah dihindari dan fokus hanya tertuju pada kodok betina.

“Kodok jantan akan berkelahi, menendang, dan mencoba mengusir kodok jantan lain yang sudah menunggangi kodok betina,” ujar ahli herpetologi dan peneliti Vienna Zoo Susanne Stückler.

Begitu bebas dan bertelur, kodok betina akan menyelam secepat mungkin. Mereka meninggalkan area kawin, mencoba bersembunyi di lubang-lubang dari gerombolan kodok jantan yang mengejar mereka saat keluar.

“Terkadang, beberapa kodok jantan mencoba berkawin secara bersamaan dengan kodok betina yang sama. Hal itu bahkan dapat menyebabkan kodok betina tenggelam,” kata Stückler.

Setidaknya, peristiwa ini akan berlangsung selama kurang lebih dua hari. “Sehari setelah kejadian, hanya akan terlihat untaian telur di air. Sekitar seminggu kemudian, kecebong akan menetas dan menyebar. Lalu tepat pada waktunya di tahun depan, mereka akan ‘berpesta’ mengulang siklus serupa,” tutup para peneliti.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.