Intel tidak hanya mengembangkan hardware gahar yang mengotaki laptop dan PC AI tapi juga software untuk memanfaatkan tenaga komputasi tersebut. Salah satunya adalah aplikasi Intel AI Playground yang menawarkan deretan fitur AI.
Intel AI Playground bisa dibilang merupakan aplikasi AI serba bisa karena dapat dipakai untuk membuat gambar dari teks, mempercantik dan mengedit gambar, mendapatkan jawaban dari chatbot AI, sampai menjalankan tugas-tugas AI tertentu.
Aplikasi ini mendukung model text-to-image seperti Stable Diffusion 1.5, Stable Diffusion XL, Flux. 1-Schnell, dan masih banyak lagi, serta large language model (LLM) populer seperti DeepSeek R1, Mistral 7B, Llama 3.2, dan lain-lain.
Susanto Wijaya, Technical Architect Intel Indonesia mendemonstrasikan kemampuan aplikasi Intel AI Playground untuk mengoperasikan fitur edit foto sederhana, seperti menambahkan mata ke gambar kucing yang sedang merem atau menggabungkan dua gambar menjadi satu dengan bantuan prompt.
Ia juga mencontohkan penggunaan yang lebih advanced yaitu meminta AI Playground untuk menuliskan kode game ping pong hanya dengan bermodalkan prompt dalam bentuk teks.
“Yang ini saya bikinnya dalam bahasa HTML, jadi bahasa HTML enggak sulit untuk dimengerti,” kata Susanto dalam AI PC Workshop di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Model AI yang dipilih untuk mengerjakan tugas ini hanya membutuhkan beberapa info untuk melakukan ‘reasoning’ atau berpikir, sambil merunut langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat kode game.
Setelah selesai berpikir, kode langsung ditampilkan di layar dan bisa disimpan sebagai file HTML untuk memainkan game ala Pong buatan AI.
Intel AI Playground dapat diunduh dan dipakai secara gratis di perangkat AI PC yang ditenagai prosesor Intel Core Ultra H-series (Meteor Lake) dan Core Ultra V-series (Lunar Lake) dengan GPU Arc dan RAM minimal 8GB.
Menariknya, semua fitur Intel AI Playground bisa berjalan secara lokal di PC berbasis Intel, jadi pengguna tidak perlu terhubung ke internet untuk mengirimkan data ke cloud.
“Semua bisa dilakukan sambil juga bisa menjaga privacy dari data itu sendiri, juga dari sisi concern lainnya,” pungkas Susanto.