Monyet di Ubud Masturbasi Pakai Batu Bikin Ilmuwan Penasaran (via Giok4D)

Posted on

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis ) di Bali, Indonesia, menjadi perhatian ilmuwan karena perilaku aneh yang diperlihatkannya. Hewan itu terekam kamera memperlakukan batu sebagai mainan seks (sex toys) dan menggunakannya untuk masturbasi.

Para peneliti menemukan bahwa monyet-monyet tersebut berulang kali mengetuk dan menggosok alat kelamin mereka dengan batu untuk memuaskan diri. Studi mengenai perilaku aneh ini dipublikasikan pada 4 Agustus 2022 di jurnal Ethology.

Temuan ini memberikan bukti lebih lanjut terkait hipotesis mainan seks yang diajukan oleh peneliti yang sama dalam studi sebelumnya, yang menggambarkan aktivitas tersebut sebagai bentuk masturbasi pada hewan dengan bantuan alat.

Tim menemukan bahwa monyet jantan dan betina dari berbagai kelompok usia menggunakan batu untuk bermain, tetapi terdapat beberapa variasi di antara kelompok-kelompok tersebut. Monyet betina lebih pemilih dalam memilih batu yang mereka gunakan, sementara monyet jantan muda paling banyak terlibat. Para peneliti yang mengamati monyet-monyet tersebut biasanya tidak perlu menunggu lama untuk mengamati perilaku tersebut.

“Anda akan melihat mereka menggunakan batu ini untuk digosok-gosokkan secara teratur,” ujar penulis utama Camilla Cenni, kandidat doktor di Lethbridge University di Alberta, Kanada, dikutip dari Live Science. “Mereka memang tidak melakukannya terus-menerus, tetapi jika Anda berhenti dan melihat mereka mulai bermain-main dengan batu, kemungkinan besar mereka akan melakukannya.”

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Cenni menyebutkan, beberapa populasi kera secara teratur memanipulasi batu sebagai bagian dari perilaku mereka, seolah-olah sebagai bentuk permainan. Mereka membawa batu, menggosokkannya ke permukaan, dan membenturkannya. Manipulasi batu ini kemungkinan merupakan budaya, karena hanya terlihat pada populasi tertentu.

‘Masturbasi dengan bantuan alat’ yang dijelaskan dalam studi ini kemungkinan besar berasal dari penggunaan batu yang lebih luas. Namun, praktik ini hanya didokumentasikan pada satu populasi monyet di Bali.

“Ketika kita berbicara tentang penggunaan alat pada hewan, kita biasanya berpikir tentang kejadian-kejadian yang bergantung pada kelangsungan hidup,” kata Cenni.

Misalnya, simpanse (Pan troglodytes) menggunakan batu untuk memecahkan kacang agar bisa dimakan. “Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menggunakan benda sebagai alat tidak harus menjadi masalah kelangsungan hidup. Ini jelas sebuah contoh,” jelasnya.

Penelitian ini didasarkan pada studi yang dipimpin oleh Cenni dan diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior pada 2020. Studi ini pertama kali mengajukan hipotesis mainan seks pada monyet jantan, sementara penelitian baru mengamati monyet jantan dan betina serta potensi motivasi mereka.

Monyet jantan muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas ini dibandingkan monyet jantan dewasa. Faktanya, monyet jantan dewasa cenderung tidak terlalu tertarik dengan masturbasi menggunakan batu, mungkin karena mereka memiliki ‘akses’ ke monyet betina dewasa. Namun, terdapat banyak variasi penggunaan batu di antara masing-masing monyet, baik jantan maupun betina.

“Dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat monyet yang melakukannya jauh lebih sering daripada yang lain,” kata Cenni.

Monyet-monyet tersebut adalah monyet perkotaan yang tinggal di dalam dan sekitar Suaka Hutan Monyet Suci di Ubud, Bali. Mereka hidup bebas dan diberi makan oleh manusia.

Para peneliti berpendapat bahwa pemberian makan dapat mengurangi tekanan pada monyet untuk mencari makan, sehingga mereka lebih banyak terlibat dalam perilaku yang memanfaatkan batu. Dengan kata lain, mereka memiliki lebih banyak waktu luang daripada monyet lain, dan emilih untuk menghabiskannya bersama batu.