Dalam menyerang situs nuklir Iran, pesawat pengebom siluman B-2 Spirit Amerika Serikat diklaim terbang tanpa henti selama hampir 37 jam dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri untuk menyerang situs nuklir Iran.
Menurut The New York Times, misi tersebut memerlukan beberapa operasi pengisian bahan bakar di udara. Pesawat pengebom B-2 disebut terbang jauh ke wilayah udara Iran untuk melepaskan enam bom penghancur bunker GBU-57 di Fordow, situs nuklir Iran yang lama dianggap tidak dapat ditembus karena konstruksinya sangat dalam di bawah tanah di dalam gunung.
“Fordow sudah hilang,” klaim Trump di Truth Social, menyebut operasi tersebut sebagai keberhasilan luar biasa. Dia memperingatkan bahwa Iran harus segera berdamai atau mereka akan diserang lagi.
B-2 Spirit adalah salah satu pesawat paling rahasia dan mematikan. Diproduksi Northrop Grumman, pesawat pengebom ini terkenal karena teknologi siluman, memungkinkannya menerobos sistem pertahanan udara canggih. Terbang hampir tanpa terdeteksi, pesawat ini dapat membawa muatan lebih dari 18 ribu kg dan memiliki jangkauan global berkat pengisian bahan bakar udara.
Dibuat khusus untuk misi seperti ini, B-2 mampu melontarkan GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator, yaitu bom berpemandu presisi yang dirancang untuk menghancurkan bunker yang terkubur dalam.
“Serangan Israel merusak Natanz dan Isfahan, tapi tidak dapat mencapai Fordow. Itulah sebabnya B-2 dan penghancur bunker harus digunakan,” kata seorang analis yang dikutip infoINET dari Gulf News.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan peringatan keras, menyebut AS menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan akan menghadapi konsekuensi yang parah. Badan pengawas nuklir Iran mengklaim tidak ada kebocoran radiasi, tapi mengonfirmasi kerusakan di beberapa bagian Fordow.
Pentagon mengatakan semua pesawat AS kembali dengan selamat, namun para pejabat mengakui adanya risiko pembalasan. Dengan lebih dari 50.000 tentara AS ditempatkan di Timur Tengah, tingkat kesiapan militer ditingkatkan, terutama di Irak, Kuwait, dan Bahrain, tempat pangkalan AS dapat menjadi sasaran pembalasan Iran.
Serangan terkoordinasi terhadap infrastruktur nuklir Iran dapat menimbulkan konsekuensi besar. Harga minyak diperkirakan akan melonjak sementara jaringan proksi regional Iran, dari Hizbullah di Lebanon hingga kelompok milisi di Irak dan Suriah, mungkin menggelar pembalasan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.