Pemerintah Iran sengaja membatasi akses internet di negaranya itu untuk menghadapi aksi serangan siber dari Israel.
Akses internet warga sipil di Iran sudah mulai dibatasi dan mereka berencana memutus sambungan internet sepenuhnya. Menurut Fateme Mohajerani, juru bicara pemerintah Iran, pembatasan kecepatan internet itu hanya sementara, dilakukan secara spesifik dan terkontrol, untuk menghadapi serangan siber balasan.
Pengumuman dari Pemerintah Iran itu muncul di tengah-tengah memanasnya perang antara Iran dan Israel yang dimulai setelah Israel menyerang Iran pada 12 Juni lalu, demikian dikutip infoINET dari The Verge, Rabu (18/6/2025).
Sejumlah warga sipil melaporkan tak bisa mengakses layanan telekomunikasi yang mendasar, seperti pengiriman pesan, peta, dan bahkan internet. Sementara itu menurut Cloudflare, ada dua operator seluler di Iran yang sudah offline pada Selasa (17/6) lalu.
Sementara itu menurut New York Times, penggunaan VPN pun tidak bisa membuat situs-situs bisa diakses. Padahal, warga Iran sudah terbiasa menggunakan VPN untuk mengakses situs-situs yang diblokir, seperti Facebook dan Instagram.
Menurut dua orang sumber dari pemerintahan Iran, pembatasan ini berbentuk pengurangan bandwidth internet hingga 80%, yang bertujuan untuk menghadapi aksi serangan balasan dari Israel.
Hal ini sejalan dengan analisis dari Netblock, yang menyebut adanya pengurangan trafik internet yang signifikan di Iran.
“Sepertinya ini akan mengarah pada pemutusan secara penuh,” kata Amir Rashidi, ahli keamanan siber di Amerika Serikat.
Sebelumnya diberitakan, Elon Musk mengaktifkan layanan internet berbasis satelit Starlink di Iran. Hal ini ia lakukan setelah pemerintah Iran memblokir akses internet akses internet berbasis darat menyusul serangan Israel ke fasilitas nuklir dan tewasnya pejabat tinggi Iran.