Indonesia Darurat Talenta Digital, Kualitas Guru Jadi Kunci Isi Kesenjangan

Posted on

Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait kekurangan talenta digital, terutama di bidang network engineering dan keamanan jaringan. Kesenjangan keterampilan antara kebutuhan industri dan kompetensi tenaga pendidik menjadi salah satu faktor yang menghambat percepatan transformasi digital nasional, khususnya di sektor vokasi.

Menurut data Komdigi, Indonesia menghadapi defisit sekitar 2,7 juta talenta digital, di mana Pemerintah memproyeksikan bahwa untuk tahun 2030 dibutuhkan sekitar 12 juta talenta digital, namun saat ini hanya tersedia sekitar 9,3 juta.

Menjawab kebutuhan tersebut, BNET Academy resmi merampungkan Program Kredensial Mikro Guru SMK (KMG-SMK) yang digelar bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) serta Direktorat SMK di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Program nasional ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru SMK melalui beasiswa non-gelar dengan kurikulum yang sepenuhnya diselaraskan dengan kebutuhan industri.

Sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah, BNET Academy memfasilitasi pelatihan intensif di bidang Network Engineering dan Network Security sepanjang 1-30 November 2025. Seluruh materi disusun mengikuti standar industri telekomunikasi dan teknologi informasi agar guru dapat langsung mengimplementasikan kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran.

Program ini diikuti 130 guru SMK dari berbagai provinsi, semuanya berhasil menyelesaikan pelatihan. Sebanyak 30 peserta bahkan meraih predikat “Sangat Baik”, sementara seluruh peserta menuntaskan industry-project sesuai standar asesmen. Para lulusan juga menerima digital badge sebagai bukti kompetensi yang diakui secara nasional.

“Kami mengapresiasi dedikasi seluruh peserta selama mengikuti program. Penguatan kompetensi guru merupakan fondasi penting dalam meningkatkan kualitas ekosistem pendidikan vokasi Indonesia,” ujar Founder & CEO BNET Academy, Zulfah Haifa R dikutip Minggu (7/12/2025).

Keberhasilan program ini menambah rekam jejak BNET Academy dalam memperkuat pendidikan vokasi. Sebelumnya, BNET Academy telah menandatangani MoU dengan 41 SMK pada 9 September 2024, mengembangkan Teaching Factory (TEFA), menghadirkan kelas industri bersama praktisi, serta menggelar bootcamp berbasis praktik langsung dan case-based learning.

Meskipun berskala nasional, pelaksanaan KMG-SMK turut membawa dampak positif bagi daerah seperti Karawang. Guru-guru asal Karawang yang terlibat diharapkan mendorong peningkatan kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa, sekaligus memperkuat ekosistem vokasi lokal.

BNET Academy menegaskan bahwa penyelarasan KMG-SMK membawa kontribusi langsung terhadap prioritas pembangunan daerah, mulai dari peningkatan kualitas pendidik vokasi, relevansi pembelajaran berbasis industri, hingga naiknya daya saing SDM daerah, termasuk Karawang.

Sebagai tindak lanjut, BNET Academy mengajak SMK, dinas pendidikan, perguruan tinggi vokasi, pelaku industri telekomunikasi dan teknologi, pemerintah daerah, serta mitra strategis nasional untuk bekerja sama memperkuat ekosistem vokasi Indonesia.

“Peningkatan kualitas guru adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan ekonomi dan industri nasional. BNET Academy berkomitmen menjadi mitra strategis dalam memperkuat kapasitas pendidik vokasi di Indonesia,” tutup Zulfah.