Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Landa Sumut, Sumbar, dan Aceh baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Barat, Aceh, dan sejumlah wilayah di Indonesia dilanda bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem dan diperparah dengan kerusakan lingkungan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan para ilmuwan sering memperingatkan hal ini jauh hari sebelum cuaca ekstrem diperkirakan terjadi.

Dikutip dari National Geographic, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti suhu, tekanan, curah hujan, angin, kelembapan, dan yang lainnya. Contoh bencana ini meliputi banjir dan tanah longsor, badai, dan kekeringan.

Meningkatnya bencana hidrometeorologi juga diperparah oleh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia (antropogenik) dan faktor perubahan iklim. Khusus untuk banjir, longsor, dan puting beliung, penyebab dominannya lebih ke antropogenik, seperti yang terjadi di Sumut, Sumbar, dan Aceh saat ini.

Eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam, perluasan lahan, serta perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan atau sawah pertanian dan permukiman tanpa diikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, menyebabkan bencana jadi lebih sering terjadi.

Tak hanya banjir dan longsor, kepadatan penduduk juga menyebabkan perubahan tekanan udara sehingga berpeluang terjadi angin puting beliung karena udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

Laporan dari Global Humanitarian Forum mengatakan, bencana hidrometeorologi akan menjadi ancaman terbesar manusia pada tahun-tahun mendatang. Apalagi ditambah dengan pemanasan global yang berdampak pada menghangatnya suhu dan mencairnya es di kutub.

Perubahan iklim menjadi penyebab meningkatnya bencana hidrometeorologi karena secara nyata telah mempengaruhi terjadinya perubahan watak hujan dan cuaca. Tidak hanya polanya, tapi intensitas, durasi, dan sebaran curah hujan juga berubah.

Untuk mengatasi bencana hidrometeorologi, perlu dilakukan pengembangan teknologi, pemantauan dan prediksi kebencanaaan, penyusunan tata ruang yang sesuai tingkat kerentanan bencana, serta kampanye untuk peningkatan pemahaman dampak dan pengurangan risiko bencana.

Hujan deras di sejumlah daerah di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat beberapa hari terakhir menyebabkan setidaknya 90 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya dilaporkan masih hilang (data per Kamis, 27/11).

Bencana hujan yang menyebabkan banjir serta tanah longsor itu juga merusak ribuan rumah dan memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. BMKG menyatakan hujan deras yang menyebabkan banjir besar dan longsor di banyak tempat itu disebabkan Siklon Senyar.

“Fenomena ini berkembang dari Bibit Siklon Tropis 95B yang terpantau sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh dan Selat Malaka. Kondisinya dalam satu minggu terakhir menyebabkan wilayah Sumatra Utara diguyur hujan setiap hari,” ujar Kepala BMKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, Kamis (27/11) mengutip Antara.

Siklon Tropis Senyar memicu hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang. Kelembapan udara yang sangat tinggi turut memperkuat potensi hujan berintensitas tinggi di berbagai daerah, sehingga meningkatkan risiko banjir dan longsor.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Saksikan Live infoSore :

Bencana hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi di Sumatra