Di Indonesia, Honor lebih dikenal sebagai produsen smartphone dan tablet. Namun di kancah global, Honor mulai melebarkan sayapnya sebagai perusahaan AI dan sederet inovasinya sudah bisa dicicipi oleh pengguna di Indonesia.
Pada ajang Mobile World Congress (MWC) 2025 yang digelar Maret lalu, Honor mengumumkan transformasinya dari produsen smartphone ke perusahaan ekosistem perangkat AI.
Transformasi yang disebut Honor Alpha Plan ini mencakup tiga langkah yaitu mengembangkan ponsel cerdas, menciptakan paradigma baru untuk ekosistem di era AI fisik, dan membuka batasan potensi manusia di era AGI.
Untuk mempercepat transformasi tersebut, Honor bermitra dengan sejumlah perusahaan ternama lainnya, termasuk Google Cloud, Qualcomm, hingga brand ottomotif BYD.
Bersama Google Cloud, Honor akan terus meningkatkan dan mengintegrasikan lebih banyak fitur AI untuk mengolah foto yang diambil menggunakan kamera smartphone-nya. Honor juga mengembangkan teknologi Low-Bit Quantization bersama Qualcomm untuk meningkatkan efisiensi model AI on-device.
Di Indonesia, inovasi AI Honor sudah bisa dinikmati lewat produk unggulannya seperti Honor 400 series dan Honor Pad 10. Honor 400 bahkan merupakan ponsel pertama di dunia yang dilengkapi fitur AI Image to Video hasil kolaborasi dengan Google Veo 2.
Selain itu, Honor 400 series juga dibekali fitur pintar lainnya seperti AI Eraser 2.0 untuk menghapus objek yang tidak diinginkan, AI Outpainting untuk memperluas batas gambar, dan AI Face Tune untuk mendeteksi dan membuka mata yang tertutup di foto.
Menariknya, Honor 400 juga bisa mendeteksi deepfake menggunakan AI. Tidak ketinggalan fitur AI lainnnya seperti Circle to Search dan AI Button yang tersedia di Honor 400 Lite.
Honor juga mengembangkan fitur-fitur AI pendukung produktivitas yang hadir di Honor 400 series dan Pad 10. Sebut saja aplikasi Honor Notes yang bisa menerjemahkan dan mengubah ucapan menjadi teks secara real-time, Honor Docs untuk membuat dan mengedit berbagai dokumen di mana saja, AI Writing Tools untuk membantu mewujudkan ide menulis, dan Magic Portal yang dapat memahami konteks dan perilaku pengguna lalu mengarahkan ke aplikasi yang relevan.







