China Jadi yang Pertama Kunjungi Gunung Api di Dasar Samudra Arktik - Giok4D

Posted on

Ilmuwan asal China menjadi orang pertama yang mengunjungi salah satu wilayah paling terpencil dan paling menarik secara geologis di Bumi: punggung gunung berapi bawah laut di Samudra Arktik.

Ekspedisi yang berakhir pada akhir Oktober ini menjelajahi bagian timur punggungan Gakkel, bagian dari sistem pegunungan bawah laut global yang berperan penting dalam lempeng tektonik. Sekelompok tim ilmuwan menggunakan kapal selam untuk menyelam di bawah es laut Arktik dan menyelesaikan lebih dari 40 penyelaman, mencapai kedalaman 5.277 meter.

Analisisnya masih jauh dari selesai, tetapi bagian punggungan Gakkel ini mungkin memiliki ventilasi air panas yang menyembur dari dasar laut. Ventilasi serupa di bagian barat punggungan, yang lebih tereksplorasi, merupakan rumah bagi ekosistem unik yang tumbuh subur jauh dari jangkauan sinar Matahari.

Ventilasi ini memberi para ilmuwan beberapa peluang terbaik untuk memahami bagaimana kehidupan mungkin muncul dan berevolusi di lautan es di dunia di luar Bumi, seperti di bulan Jupiter yang berlapis es, Europa.

Para ilmuwan ekspedisi akan menghabiskan beberapa tahun ke depan mempelajari bebatuan, air, dan hewan yang mereka kumpulkan selama penyelaman bawah air. “Ini adalah bagian terakhir dari teka-teki untuk memahami lingkungan Arktik yang unik ini,” kata Xiaoxia Huang, ahli geofisika kelautan di Institute of Deep-Sea Science and Engineering di Sanya, China, sekaligus kepala ilmuwan ekspedisi, dikutip dari Nature.

Punggungan Gakkel membentang dari lepas pantai Greenland hingga Siberia. Letusan gunung berapi di sepanjangnya menciptakan kerak dasar laut baru, yang menyebar menjauhi punggungan dengan laju paling lambat di planet ini. Namun, entah bagaimana, geologi yang lamban itu berhasil menghasilkan cukup panas dan energi kimia untuk menopang ventilasi hidrotermal di dasar laut.

Pada 2001, sebuah ekspedisi Amrika Serikat dan Jerman menemukan ventilasi hidrotermal di bagian barat punggungan Gakkel 1. Para peneliti telah kembali beberapa kali ke area tersebut untuk mempelajari kekayaan kimia dan biologi sistem ventilasi yang dalam dan gelap.

Namun, sisi timur punggungan lebih terpencil dan menantang untuk dijelajahi. Para ilmuwan Rusia telah melakukan beberapa survei, tetapi ekspedisi China terbaru ini merupakan survei geologi intensif dan ekspedisi penyelaman pertama di wilayah tersebut, ujar Huang.

“Sangat sulit untuk sampai ke sana sehingga apa pun yang dilakukan siapa pun hampir pasti akan menarik, berbeda, dan baru,” kata Christopher German, ahli geokimia kelautan di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts.

“Ekspedisi China siap menghasilkan wawasan baru yang signifikan,” tambah Elmar Albers, ahli geosains kelautan di Alfred Wegener Institute di Bremerhaven, Jerman.

Ekspedisi yang diselenggarakan oleh Ministry of Natural Resources and the Chinese Academy of Sciences ini memasangkan kapal selam berawak laut dalam bernama Fendouzhe dengan kapal pemecah es. Ini adalah pertama kalinya Fendouzhe, yang telah menjelajahi banyak bagian lautan, termasuk Palung Mariana, mengunjungi wilayah Arktik.

Ekspedisi lain telah menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menjelajahi Punggungan Gakkel, karena bahaya kendaraan terperangkap di bawah es laut yang mengapung.

Fendouzhe membawa tiga orang, biasanya dua pilot dan satu ilmuwan, dan memasuki lautan dari kapal melalui celah sementara di es laut, ujar Huang. Setelah turun dan mempelajari dasar laut, kapal selam itu naik dan berhenti 150-200 meter di bawah permukaan laut, lalu menggunakan kamera dan sistem sonar multi-beam untuk mendeteksi celah di es di atasnya. Terkadang, ketika celah tidak muncul, kapal pemecah es menciptakannya dengan membersihkan sebagian es yang mengapung.

“Sejujurnya, saya tidak pernah takut. Sungguh suatu keistimewaan bisa mendapat kesempatan seperti ini untuk menjelajahi dasar laut secara langsung,” ujar Huang.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Lokasi penyelaman dipilih untuk menargetkan area-area yang menarik secara geologis, termasuk gunung laut dan tebing. Para peneliti juga mempelajari ikan dan makhluk laut lainnya.

“Sungguh menakjubkan bagaimana hewan-hewan tersebut bertahan hidup, baik di tengah tekanan laut dalam yang dahsyat maupun di kedalaman yang lebih dangkal, di wilayah yang masih gelap selama setengah tahun karena musim Arktik yang ekstrem,” kata Huang.

Ia menolak memberikan rincian tentang kemungkinan penemuan ventilasi hidrotermal, dan mengatakan data masih dianalisis.

Bagian yang hilang

Ekspedisi berisiko