YouTuber Indonesia Nessie Judge tengah menjadi pusat sorotan setelah salah satu konten Halloween terbarunya dianggap tidak sensitif oleh warganet Jepang. Kontroversi ini mencuat karena dalam video kolaborasi dengan grup K-Pop NCT Dream dalam segmen #NERROR, Nessie menampilkan foto Junko Furuta sebagai bagian dari dekorasi latar.
Penggunaan foto tersebut dianggap tidak etis dan menyinggung memori korban, sehingga memicu perdebatan sengit di platform X antara netizen Indonesia dan Jepang.
Junko Furuta adalah korban kasus penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan yang terjadi pada 1988 di Jepang. Kasus ini dikenal sebagai salah satu tindak kekerasan paling brutal yang pernah terdokumentasi, dan hingga kini menjadi luka sosial yang sensitif di Jepang. Karena itu, banyak warganet Jepang menilai penggunaan foto Junko sebagai ornamen dekoratif dalam konten Halloween tidak dapat diterima.
Menanggapi kritik yang semakin memanas, Nessie Judge awalnya memberikan klarifikasi bahwa penggunaan foto tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan terhadap narasumber kasus yang pernah dibahas sebelumnya di kanalnya.
“Halo semuanya. Saya telah mendengarkan dan memahami kekhawatiran Anda terkait video yang diunggah sebelumnya. Apa yang kami anggap sebagai bentuk penghormatan, telah dikoreksi oleh semua orang sebagai tindakan yang kasar dan tidak peka. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kurangnya pertimbangan kami,” ujar Nessie di akun media sosialnya.
“Kemarin, setelah saya menyadari seluruh masalah yang ada, saya langsung menghapus semuanya dan duduk bersama tim saya untuk merenungkan tindakan kami. Meskipun ini tentu saja tidak menghapus apa yang telah terjadi, ketahuilah bahwa kami belajar dari kesalahan kami dan berkomitmen untuk mengubah proses kami,” lanjutnya.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada korban, keluarga korban, pemirsa dan kolaborator kami, dan semua orang. Meskipun kami tidak pernah berniat untuk menyakiti, saya mengerti bahwa dampak dari tindakan kami jauh lebih penting. Terima kasih telah mengingatkan kami dan meminta pertanggungjawaban kami,” tandas Nessie.
Misalnya akun @sara_sachiko. dia berkomentar bahwa kontribusi tentara Jepang di Indonesia pasca-Perang Dunia II untuk melawan penjajahan Belanda.
“Demi membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda, 2.000 tentara Jepang tetap berada di Indonesia dan bertempur selama empat tahun setelah Perang Dunia II. Menggunakan para korban sebagai alat peraga sama sekali tidak dapat diterima. Apalagi jika kita mengetahui latar belakang pelakunya,” ujarnya.
Hal ini memicu reaksi balik dari warganet Indonesia, yang merasa komentar tersebut tidak relevan dan justru merendahkan bangsa.
“Keenakan ya lu nippon jadiin kasus Nessie sebagai kesempatan untuk ngerendahin Indonesia, minimal suruh negara lu minta maaf sama negara-negara Asia Tenggara dan Timur,” ujar @pengguna0abc1230.
“Membantu membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda? Lol, Bung. Negaramu melakukan hal yang sama seperti Belanda. Melakukan kejahatan yang sedikit lebih parah daripada yang dilakukan Belanda,” balas @RayhanJAgst.
“Maaf, apa? Aku tahu apa yang dilakukan Nessie itu salah, tapi mengatakan kalian datang untuk membebaskan Indonesia dari Belanda itu benar-benar delusi. Kalian penjajah kami dulu, sama seperti Belanda, bahkan mungkin lebih buruk. Negara kalian benar-benar melakukan kejahatan perang di seluruh Asia,” kata @pyrooolaf.
“Nessie salah & Anda bisa menunjukkannya. Tapi soal sejarah, kita punya istilah di sini, “3 tahun pemerintahan Jepang menandai trauma yang lebih parah daripada 300 tahun pemerintahan Belanda.” Jepang itu menyiksa, sadis, dan membuat kita sangat miskin. Contohnya romusha (kerja paksa) & jugun ianfu (budak seks). @cutiecatjm.
Saksikan Live infoPagi:
Bentrokan Netizen RI vs Jepang Soal Sejarah

Misalnya akun @sara_sachiko. dia berkomentar bahwa kontribusi tentara Jepang di Indonesia pasca-Perang Dunia II untuk melawan penjajahan Belanda.
“Demi membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda, 2.000 tentara Jepang tetap berada di Indonesia dan bertempur selama empat tahun setelah Perang Dunia II. Menggunakan para korban sebagai alat peraga sama sekali tidak dapat diterima. Apalagi jika kita mengetahui latar belakang pelakunya,” ujarnya.
Hal ini memicu reaksi balik dari warganet Indonesia, yang merasa komentar tersebut tidak relevan dan justru merendahkan bangsa.
“Keenakan ya lu nippon jadiin kasus Nessie sebagai kesempatan untuk ngerendahin Indonesia, minimal suruh negara lu minta maaf sama negara-negara Asia Tenggara dan Timur,” ujar @pengguna0abc1230.
“Membantu membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda? Lol, Bung. Negaramu melakukan hal yang sama seperti Belanda. Melakukan kejahatan yang sedikit lebih parah daripada yang dilakukan Belanda,” balas @RayhanJAgst.
“Maaf, apa? Aku tahu apa yang dilakukan Nessie itu salah, tapi mengatakan kalian datang untuk membebaskan Indonesia dari Belanda itu benar-benar delusi. Kalian penjajah kami dulu, sama seperti Belanda, bahkan mungkin lebih buruk. Negara kalian benar-benar melakukan kejahatan perang di seluruh Asia,” kata @pyrooolaf.
“Nessie salah & Anda bisa menunjukkannya. Tapi soal sejarah, kita punya istilah di sini, “3 tahun pemerintahan Jepang menandai trauma yang lebih parah daripada 300 tahun pemerintahan Belanda.” Jepang itu menyiksa, sadis, dan membuat kita sangat miskin. Contohnya romusha (kerja paksa) & jugun ianfu (budak seks). @cutiecatjm.
Saksikan Live infoPagi:
Bentrokan Netizen RI vs Jepang Soal Sejarah








