Raih Gelar Juara, Begini Cara ONIC Kunci Dominasi di MPL ID Season 16

Posted on

ONIC kembali membuktikan diri sebagai raja Mobile Legends di Indonesia. Di Grand Final Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) Season 16, ONIC keluar sebagai juara dan berhak membawa pulang hadiah terbesar, yakni Rp 1.406.000.000.

Turnamen tahun ini tercatat punya total prize pool jumbo, mencapai Rp 4,86 miliar, berdasarkan data terbaru yang tercantum di Liquipedia per 2 November 2025. Partai puncak sendiri menghadirkan duel sesama tim kuat papan atas, ONIC vs Alter Ego.

Alter Ego yang tampil garang sepanjang playoff akhirnya harus puas di posisi kedua dan membawa pulang Rp 875.000.000. Sementara EVOS menempati peringkat ketiga dengan hadiah Rp 581.000.000, disusul Bigetron by Vitality di peringkat keempat dengan Rp 483.000.000.

Bukan cuma tim-tim besar itu yang kebagian kue hadiah. Slot 5-6 diisi Natus Vincere (Navi) (Rp 329.000.000) dan Dewa United Esports (Rp 350.000.000), lalu di bawahnya ada RRQ Hoshi di posisi ketujuh dengan Rp 259.000.000, Geek Fam ID peringkat kedelapan (Rp 238.000.000), dan Team Liquid ID di posisi kesembilan (Rp 231.000.000). Angka ini menunjukkan kalau ekosistem MLBB Indonesia sudah benar-benar kompetitif: tim yang finis di papan tengah pun masih dapat ratusan juta.

Menariknya lagi, panitia juga menyiapkan sejumlah penghargaan individu. Kairi dari ONIC dinobatkan sebagai Finals MVP dan mendapat Rp 28 juta, S A N Z jadi Regular Season MVP dengan Rp15 juta, lalu ada Shogun sebagai Rookie of The Season dan Octa sebagai Most Improved Player, masing-masing Rp 6 juta.

ONIC bahkan masih menambah pundi-pundi lewat penghargaan Best Coaching Team senilai Rp 3 juta. Jadi kalau ditotal, ONIC bukan cuma juara, tapi juga ‘panen’ bonus.

Kenapa ONIC Bisa Seperkasa Itu?

Pertanyaan utama tiap kali ONIC juara selalu sama: apa sih yang bikin mereka beda dari tim lain? Dengan melihat jalannya musim dan komposisi hadiah yang besar, cukup jelas kalau kemenangan ONIC bukan kebetulan. Ada beberapa faktor yang bikin mereka kelihatan satu tingkat di atas.

1. Drafting-nya Rapi dan Terencana

ONIC terlihat sudah menyiapkan game plan untuk menghadapi Alter Ego. Beberapa hero kunci diamankan lebih awal, terutama hero-hero yang bikin tempo ONIC jalan: jungler nyaman, roamer dapat hero utility, dan midlaner punya ruang scaling.

Ketika Alter Ego mencoba variasi, ONIC bisa langsung ‘mirror’ atau ganti ke komposisi teamfight yang lebih sustain. Inilah bedanya tim yang punya coach kuat (dan itu juga diakui lewat Best Coaching Team): mereka tidak cuma jago main, tapi juga jago menyiapkan draft.

2. Jungler Jadi Pusat Irama

Status Finals MVP buat Kairi bukan hadiah asal-asalan. Di MLBB modern, jungler bukan cuma tugasnya retri lord/turtle, tapi juga ngontrol tempo, buka vision, dan menentukan kapan tim boleh tabrak. Kairi menunjukkan tiga-tiganya.

Di beberapa momen penting, ONIC tidak buru-buru kontes objektif kalau kondisinya jelek. Mereka tunggu setup, baru masuk. Ini bikin mereka jarang kena ‘retri steal’ dan jarang kalah lord, sesuatu yang krusial di final.

3. ONIC Punya Breakdown Power Tiap Phase

Banyak tim cuma kuat di early atau mid. ONIC kelihatan lengkap. Early mereka rapih karena rotasi roamer-mid cair, mid game mereka kuat karena peta sudah dikuasai, dan late game mereka disiplin seperti tidak asal end kalau wave belum bagus.

Ini yang bikin di partai puncak mereka terlihat lebih dewasa, tetapi mereka main untuk menang seri, bukan menang satu game doang.

4. Mental Turnamen Besar

Alter Ego musim ini bagus, itu harus diakui. Tapi di final, beda antara sering juara dan baru mau juara itu kelihatan. ONIC sudah sering ada di posisi ini, jadi ketika game masuk menit-menit 15 ke atas atau posisi kill imbang, mereka tetap nggak panik.

Mereka pilih fight yang mereka mau. Di sisi lain, tim-tim yang belum sering angkat piala kadang pengin end terlalu cepat dan malah blunder.

5. Support Sistem Jalan

Salah satu hal yang jarang kelihatan di layar tapi berpengaruh: ONIC musim ini seperti punya sistem yang jalan dari atas sampai bawah. Coach dapat penghargaan, pemain dapat penghargaan, tim juara, dan ini sejalan.

Organisasi seperti ini biasanya punya scrim terukur, analisis lawan, dan pembuatan hero pool yang nggak tergantung 1-2 pemain saja. Itu sebabnya walau lawan coba ban hero comfort, ONIC masih bisa main nyaman.

Tim Lain Kurang Apa?

Kalau melihat tabel hadiah, kita bisa bilang semua tim sama-sama serius karena hadiah terkecil saja masih di atas Rp 200 juta. Tapi kenapa yang juara tetap ONIC?

– Depth hero dan variasi gameplay: Alter Ego dan EVOS musim ini meledak-ledak, tapi ketika ketemu tim yang bisa ganti tempo di tengah game, mereka sedikit telat adaptasi.

– Kontrol objektif: ONIC jarang kalah lord/turtle penting. Tim lain kadang sudah unggul kill tapi objektif kalah, dan di MLBB level liga, yang dicatat adalah turret dan lord.

– Kepercayaan diri di late game: Beberapa tim cenderung memaksa fight saat belum siap karena takut ONIC scaling. Padahal ONIC justru menunggu moment itu buat balikin.

Kenapa Prize Pool Ini Penting?

Total Rp 4,86 miliar bukan cuma angka cantik. Ini sinyal bahwa liga MLBB Indonesia sudah masuk fase industri, bukan sekadar turnamen komunitas.

Dengan juara dapat Rp 1,406 miliar dan runner-up Rp 875 juta, organisasi sekarang punya alasan bisnis untuk mempertahankan roster, bayar analyst, bahkan impor pemain kalau perlu. Ujungnya yakni level pertandingan musim-musim berikutnya bakal makin naik.

Direktur Pemasaran dari situs , Jhonson mengatakan selain itu, inclusion hadiah individu seperti Finals MVP, Regular Season MVP, sampai Best Coaching Team bikin ekosistemnya sehat.

“Pemain jadi termotivasi bukan cuma karena klub juara, tapi karena performa personalnya juga dihargai,” ungkap Jhonson, dalam keterangannya, Selasa (4/11/2025).

Gambar ilustrasi