Sudah bukan rahasia kalau layanan AI generatif membutuhkan tenaga listrik dalam jumlah besar. Popularitas video generator seperti Google Veo 3 dan OpenAI Sora semakin menyoroti besarnya konsumsi listrik di sektor AI.
Sasha Luccioni, AI dan Climate Lead di Hugging Face – salah satu platform AI populer – mencoba meneliti energi yang dibutuhkan oleh AI. Dalam studi terbarunya, Luccioni dan timnya meneliti sejumlah model video generator open-source.
Tim peneliti ini menggunakan codebase Hugging Face yang open-source untuk membuat video AI menggunakan beragam model. Mereka melakukan uji coba ini menggunakan GPU Nvidia H100 SXM, chip bertenaga tinggi yang umum dipakai di pusat data AI.
Mereka mengukur besar listrik yang dibutuhkan untuk menciptakan video tersebut sambil mengubah beberapa faktornya, seperti membuat videonya lebih panjang, resolusinya lebih tinggi, dan kualitasnya lebih tinggi.
“Pembuatan video jelas merupakan tugas yang membutuhkan komputasi lebih intensif – alih-alih kata, Anda menghasilkan pixel, dan ada banyak frame per info yang dihasilkan agar membuat video terlihat bergerak,” kata Luccioni, seperti dikutip dari Cnet, Senin (27/10/2025).
Ambil contoh video AI yang durasinya 10 info dan memiliki 240 frame per info. Artinya model AI perlu menciptakan 240 gambar untuk membuat video yang bergerak mulus.
Studi ini menemukan proses membuat video AI menghabiskan 30 kali lebih banyak energi listrik dibandingkan membuat gambar AI, dan 2.000 kali lebih besar dibandingkan menciptakan teks.
Untuk menciptakan satu video AI dibutuhkan listrik sekitar 90 Wh, jauh lebih besar dibandingkan 2,9Wh yang dibutuhkan untuk membuat gambar dan 0,047 Wh untuk menyusun teks.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Sebagai konteks, televisi LCD membutuhkan listrik sekitar 50-200 watt, namun TV dengan teknologi OLED bisa berjalan dengan lebih efisien. Contohnya, TV Samsung S95F yang berukuran 65 inch membutuhkan daya listrik sebesar 146W. Artinya, menciptakan satu video AI setara dengan menonton TV ini selama 37 menit.
AI saat ini merupakan pengguna listrik terbesar di Amerika Utara yang berpotensi membuat konsumen umum harus membayar tagihan listrik yang lebih tinggi. Luccioni mengimbau perusahaan AI untuk lebih transparan soal konsumsi listrik yang dibutuhkan layanannya.
“Perusahaan AI harus transparan tentang dampak lingkungan mereka. Sulit diterima kalau layanan yang kita gunakan setiap hari tapi kita tidak memiliki angka yang presisi,” kata Luccioni.
“Sebagai pengguna, kita harus memiliki informasi yang kita butuhkan untuk membuat kebijakan yang berkelanjutan, dan perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan informasi tersebut,” pungkasnya.







