Surge dan MyRepublic yang memang lelang frekuensi 1,4 GHz akan segera disahkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Hal ini seiring dengan berakhirnya masa sanggah.
Masa sanggah dibuka Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) selama dua hari setelah diketahui hasil seleksi lelang frekuensi 1,4 GHz yang dimenangkan oleh Surge melalui anak perusahaan Telemedia Komunikasi Pratama dan Eka Mas Republik yang dikenal dengan merek MyRepublic.
Surge memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk blok 80 MHz di Regional 1 setelah menawarkan harga tertinggi Rp 403 miliar. Kemudian, MyRepublic berhasil menawarkan yang tertinggi di Regional 2 sebesar Rp 300 miliar dan di Regional 3 sebesar Rp 100 miliar.
“Sehubungan dengan hal tersebut, pada hari ini Jumat tanggal17 Oktober 2025 pukul 15.01 WIB, Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025 menyatakan bahwa masa sanggahan HasilLelang Harga telah berakhir dan tidak terdapat sanggahan,” tulis Komdigi dikutip Sabtu (18/10/2025).
Dengan tidak adanya sanggahan, maka tahap selanjutnya berupa penyusunan berita acara hasil seleksi dan penetapan pemenang seleksi pengguna pita frekuensi 1,4 GHz oleh Menkomdigi.
“Keputusan Tim Seleksi ini bersifat final dan mengikat,” ucapnya.
Komdigi mengatakan frekuensi 1,4 GHz merupakan frekuensi yang diperuntukkan untuk penggelaran jaringan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access), terutama dengan teknologi Time Division Duplex (TDD).
Sebagai informasi bahwa Indonesia sebelumnya pernah menerapkan mengalokasikan frekuensi untuk layanan BWA berdasarkan wilayah. Konsep BWA berdasarkan wilayah tersebut gagal dan seluruh perusahaan pemegang lisensi BWA menghentikan layanannya, seperti Bakrie Telecom, Jasnita, Bolt, dan Berca mengembalikan spektrum ke negara. Komdigi menyakini BWA di masa mendatang berbeda.
“Kalau BWA yang dulu mereka mencoba untuk menjadi mobile. Kalau ini nggak bisa. (Frekuensi 1,4 GHz) Memang didesain hanya untuk fixed. Dari awal sampai akhir sudah dibatasi, nggak ada nomornya, nggak ada kemampuan untuk handover, itu nggak ada. Ini murni fixed,” tutur Sekjen Kementerian Komdigi Ismail saat ditemui di sela-sela acara ‘Building a Resilent Digital Indonesia, Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Komdigi menyebutkan frekuensi 1,4 GHz diharapkan dapat menyediakan layanan internet cepat dengan kecepatan sampai dengan 100 Mbps dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas. Adapun saat ini, koneksi internet tetap RI menurut Speedtest baru di angka 41 Mbps.