Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan bahwa peningkatan kasus penipuan digital yang kian meresahkan masyarakat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kerugian akibat penipuan digital di Indonesia mencapai Rp6,1 triliun sepanjang November 2024 hingga September 2025 – angka yang menunjukkan urgensi kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan literasi dan kewaspadaan publik.
Menurut Rizki Ameliah, Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital BPSDM Komdigi, pemerintah terus mendorong kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk platform e-commerce, untuk memperkuat keamanan ekosistem digital di Indonesia.
“Kami di Komdigi tidak hanya mendukung satu atau dua platform digital saja, tetapi seluruh ekosistem e-commerce. Karena pada dasarnya, kami ingin bersama-sama mengamankan platform e-commerce dari penipuan online maupun penyalahgunaan data pribadi,” ujar Rizki di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Rizki mengungkapkan, hingga pertengahan 2025, Komdigi mencatat lebih dari 1,2 juta laporan penipuan digital yang masuk ke sistem pengaduan publik nasional. Angka tersebut, katanya, menjadi alarm bagi semua pihak untuk memperkuat literasi digital masyarakat.
“Data ini menjadi pengingat buat kita bersama untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan digital. Platform digital punya tanggung jawab sosial yang besar untuk membantu masyarakat mengenali dan menghindari penipuan,” lanjutnya.
Sebagai bagian dari upaya itu, Shopee Indonesia memperkenalkan langkah edukatif baru lewat peluncuran Buku Antisipasi Modus Penipuan atau Buku Aman. Panduan ini berisi berbagai jenis modus penipuan digital yang marak beredar, lengkap dengan cara mengenalinya dan tips agar pengguna tidak menjadi korban.
Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia, Satrya Pinandita, menjelaskan Buku Aman disusun berdasarkan laporan pengguna dan hasil pemantauan tim keamanan Shopee terhadap tren penipuan digital.
“Angka kerugian yang dilaporkan OJK menunjukkan masalah ini bukan hal kecil. Karena itu, kami ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui panduan yang ringan dan mudah dipahami,” kata Satrya.
Shopee sebelumnya telah memperkenalkan sejumlah inisiatif keamanan digital, seperti fitur Cek Fakta untuk memverifikasi informasi mencurigakan pada 2023, dan kampanye Ekstra Aman yang memuat daftar modus penipuan terbaru pada 2024. Melalui Buku Aman, Shopee kini memperluas pendekatan edukasi dalam dua format, yakni cetak dan digital, yang bisa diunduh gratis lewat aplikasi Shopee.
“Harapannya, masyarakat bisa lebih waspada dan mampu melindungi diri mereka di dunia digital,” pungkas Satrya.