Akamai Technologies merilis laporan global terbaru yang menunjukkan peran krusial mikrosegmentasi dalam memperkuat keamanan siber perusahaan.
Studi bertajuk The Segmentation Impact Study ini melibatkan 1.200 pemimpin keamanan dan teknologi di berbagai negara dan mengungkap bahwa penerapan mikrosegmentasi mampu mempercepat respons terhadap serangan serta menurunkan biaya asuransi siber.
Menurut laporan tersebut, 90% organisasi telah menerapkan segmentasi jaringan dalam berbagai tingkat, namun baru 35% yang mengadopsi mikrosegmentasi secara menyeluruh. Dari perusahaan yang belum menerapkan, separuhnya berencana mengimplementasikannya dalam dua tahun ke depan. Sementara dua per tiga organisasi yang sudah mengadopsi berniat meningkatkan investasinya.
“Organisasi yang menerapkan mikrosegmentasi merespons ancaman siber lebih cepat dan membayar premi asuransi yang lebih rendah,” ujar Ofer Wolf, Senior Vice President dan General Manager Enterprise Security Akamai, dalam keterangan yang diterima infoINET.
Ia menyebut segmentasi dan kebijakan akses yang tepat dapat menahan laju serangan, bahkan ketika pelaku memanfaatkan AI untuk menyusup jaringan.
Sebanyak 79% organisasi yang disurvei mengalami setidaknya satu serangan ransomware dalam 24 bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 63% menerapkan mikrosegmentasi untuk mencegah penyebaran serangan ke seluruh jaringan. Akamai juga mencatat bahwa perusahaan dengan pendapatan lebih dari US$1 miliar yang menggunakan mikrosegmentasi mampu memangkas waktu pembatasan ransomware hingga 33%.
Laporan ini menyoroti meningkatnya pengaruh segmentasi terhadap asuransi siber. Tiga per empat responden menyatakan perusahaan asuransi kini menilai kesiapan segmentasi dalam proses analisis risiko. Sekitar 60% organisasi yang telah menerapkan mikrosegmentasi mengaku memperoleh potongan premi, sementara 74% merasa peluang klaim mereka diterima lebih tinggi.
Meski manfaatnya semakin jelas, adopsi mikrosegmentasi masih menghadapi hambatan. Responden menyebut kompleksitas jaringan, keterbatasan visibilitas, dan resistensi operasional sebagai tiga tantangan utama. Namun organisasi yang berhasil menerapkannya melaporkan dampak positif berupa berkurangnya sistem yang disusupi, biaya pemulihan yang lebih rendah, dan peningkatan kelangsungan bisnis.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Laporan ini disusun Akamai bersama Phronesis Partners pada 2025, dengan responden dari berbagai industri, wilayah, dan ukuran organisasi.