Netizen Keluhkan Cuaca Panas Bikin Gerah, BMKG Ungkap Penyebabnya | Giok4D

Posted on

Cuaca panas tengah melanda berbagai wilayah Indonesia. Kondisi ini membuat banyak masyarakat merasa tidak nyaman dengan suhu yang bikin gerah.

Warganet pun ramai-ramai mengeluhkan kondisi ini di berbagai platform media sosial, salah satunya X.com, dengan berbagi pengalaman sehari-hari seperti sulitnya beraktivitas di luar ruangan hingga kegerahan saat malam hari.

Sampai-sampai, kata kunci ‘panas’ menjadi trending topic di X.com, mencerminkan betapa luasnya dampak cuaca ini dirasakan oleh masyarakat di berbagai daerah.

“Gila baru kali ini tidur pun kepanasan, dari kasur sampe selimut bener2 panas. Cek cuaca suhunya cuma 26° tp gua rasa itu bohong, orang kaya 30°C 😭 tidur aja kaya kepanggang 😭,” kata @chocoocheezy.

“Masih jam 6 tapi panas nya udah kaya jam 10,” ujar @apanyayangsatu.

“pliss iya, kipas angin gue berasa kaya lgi sembur naga cok jdi panas banget,” ungkap @3103dumppp.

“Aku kuliah di Malang. Malang biasanya dingin kok beb. Kalo panas ya udaranya masih sejuk gtu, tp skrg ini beneran panas yang panas banget, udaranya juga panas,” lapor @ethemouw.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Hari ini aku mandi sampe 5 kali😭. Pagi, siang, pas ashar, isya, sama mau tidur 😭. Kasur w berasa lagi di jemur di atas genteng puanas pool. Padahal tadi sore sempet teduh gelap tapi gajadi hujan😔” keluh @ahuja_ridwan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca panas saat ini disebabkan oleh pergeseran semu matahari ke arah selatan Indonesia. Fenomena ini membuat tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa hambatan.

“Kenapa terasa makin panas? Pertama, minim tutupan awan, sinar matahari langsung menembus tanpa penghalang. Kedua, radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ujar Dwikorita dilansir infonews, Selasa (14/10/2025).

Ia menambahkan, Indonesia kini sedang berada dalam masa pancaroba, yakni periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan cuaca yang tidak menentu-kadang panas terik, kadang hujan deras disertai angin kencang.

BMKG memprediksi bahwa suhu panas ini akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring masuknya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Prediksi kami, hujan akan meningkat mulai November hingga Januari, terutama di wilayah dengan suhu laut yang hangat dan dapat memicu peningkatan curah hujan,” kata Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan bahwa pergeseran posisi matahari ke selatan merupakan faktor utama yang membuat suhu udara terasa sangat tinggi belakangan ini. “Matahari sekarang sudah bergeser ke posisi selatan wilayah Indonesia,” jelasnya.

Menariknya, BMKG juga mendeteksi potensi munculnya fenomena La Nina lemah mulai Oktober 2025 hingga awal 2026. Fenomena ini biasanya membawa peningkatan curah hujan, meski dampaknya tidak sekuat La Nina pada tahun-tahun sebelumnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga hidrasi, menggunakan pelindung diri dari sinar matahari langsung, serta menghindari aktivitas berat di luar ruangan saat siang hari. Dengan datangnya musim hujan dalam beberapa minggu ke depan, diharapkan suhu udara akan berangsur normal.

Penjelasan BMKG

Gambar ilustrasi

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca panas saat ini disebabkan oleh pergeseran semu matahari ke arah selatan Indonesia. Fenomena ini membuat tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa hambatan.

“Kenapa terasa makin panas? Pertama, minim tutupan awan, sinar matahari langsung menembus tanpa penghalang. Kedua, radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ujar Dwikorita dilansir infonews, Selasa (14/10/2025).

Ia menambahkan, Indonesia kini sedang berada dalam masa pancaroba, yakni periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan cuaca yang tidak menentu-kadang panas terik, kadang hujan deras disertai angin kencang.

BMKG memprediksi bahwa suhu panas ini akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring masuknya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Prediksi kami, hujan akan meningkat mulai November hingga Januari, terutama di wilayah dengan suhu laut yang hangat dan dapat memicu peningkatan curah hujan,” kata Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan bahwa pergeseran posisi matahari ke selatan merupakan faktor utama yang membuat suhu udara terasa sangat tinggi belakangan ini. “Matahari sekarang sudah bergeser ke posisi selatan wilayah Indonesia,” jelasnya.

Menariknya, BMKG juga mendeteksi potensi munculnya fenomena La Nina lemah mulai Oktober 2025 hingga awal 2026. Fenomena ini biasanya membawa peningkatan curah hujan, meski dampaknya tidak sekuat La Nina pada tahun-tahun sebelumnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga hidrasi, menggunakan pelindung diri dari sinar matahari langsung, serta menghindari aktivitas berat di luar ruangan saat siang hari. Dengan datangnya musim hujan dalam beberapa minggu ke depan, diharapkan suhu udara akan berangsur normal.

Penjelasan BMKG

Gambar ilustrasi