Ini Sektor yang Diincar Nvidia Lewat Suntikan Dana ke Intel baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Keputusan Nvidia menggelontorkan USD 5 miliar (sekitar Rp 81 triliun) ke Intel bukan hanya urusan bisnis internal dua raksasa teknologi, tapi berpotensi mengubah peta persaingan pasar chip global.

Selama ini, Nvidia dikenal sebagai penguasa GPU, sementara Intel menguasai CPU. Di sisi lain, AMD memainkan peran unik karena punya kekuatan di kedua lini sekaligus, terutama lewat APU yang mengintegrasikan CPU dan GPU dalam satu chip. Dominasi ini membuat AMD sukses menembus pasar laptop tipis, konsol game seperti PlayStation dan Xbox, hingga handheld PC seperti Steam Deck.

“Ada sebuah segmen besar di mana CPU dan GPU digabungkan, dan ini menjadi sebuah segmen karena ada alasannya, bisa alasan biaya atau alasan daya tahan baterai dan lainnya, dan segmen tersebut hampir tak tersentuh oleh Nvidia saat ini,” kata CEO Nvidia Jensen Huang dalam webcast bersama CEO Intel Lip-Bu Tan.

Melalui suntikan dana ini, Nvidia dan Intel secara terbuka menyasar segmen yang selama ini menjadi kekuatan AMD: perangkat dengan CPU dan GPU terintegrasi. Jensen Huang, CEO Nvidia, menyebut bahwa kerja sama ini akan menghasilkan SoC baru yang menggabungkan CPU Intel dengan GPU RTX melalui NVLink. Targetnya, menghadirkan laptop dan perangkat portabel yang bertenaga, efisien, sekaligus lebih terjangkau bagi pasar massal.

Dampak globalnya bisa signifikan. Pertama, harga laptop gaming dan ultrabook berpotensi turun karena persaingan semakin ketat. Konsumen juga akan lebih banyak pilihan, tidak lagi terbatas pada AMD jika ingin performa tinggi dengan efisiensi daya, demikian dikutip infoINET dari The Verge, Jumat (19/9/2025).

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Kedua, pasar server bisa terguncang. AMD yang kini menguasai hampir 40% pasar server CPU akan menghadapi tekanan besar, karena Nvidia berjanji akan menjadi pelanggan utama prosesor Intel untuk data center. Kolaborasi ini berpotensi melahirkan alternatif baru di sektor cloud computing dan AI, dua bidang yang sangat krusial secara global.

Ketiga, produsen perangkat seperti Sony, Microsoft, hingga pembuat handheld gaming lain mungkin mendapat opsi baru selain AMD. Artinya, ke depan bisa muncul konsol atau perangkat gaming portabel berbasis Intel+Nvidia, memperluas ekosistem yang sebelumnya didominasi AMD.

Singkatnya, langkah Nvidia menyuntikkan dana ke Intel bukan hanya strategi melawan satu kompetitor, tapi bisa memicu babak baru perang chip global, di mana konsumen, industri, hingga produsen perangkat keras akan ikut merasakan dampaknya.