Seorang pelayan hilang misterius bersama anak perempuannya. Baru diketahui, ternyata dia tinggal bersama suku asing di Skotlandia dan ogah pulang.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Dia adalah Kaura Taylor (21) asal Dallas, Texas, Amerika Serikat. Kaura Taylor dan anaknya meninggalkan keluarga serta para sahabat yang kebingungan.
Melansir Mirror, kekhawatiran keluarga dan sahabat makin menjadi setelah Kaura Taylor muncul dengan identitas baru, dia pun bergabung dengan ‘Kingdom of Kubala‘.
Dia menceritakan bagaimana dia telah meninggalkan nama lamanya, menyebut dirinya Asnat di dalam suku tersebut bersama Ratu Nandi (43) seorang ibu dari tujuh anak yang lahir dengan nama Jean Gasho dan suaminya ‘Raja Atehene’.
Taylor, seorang lulusan SMA yang sebelumnya bekerja di pom bensin dan sebagai pelayan, digambarkan sebagai anak yang rajin ke gereja. Sebelum gabung dengan Raja dan Ratu, Taylor ternyata telah berkirim pesan kepada mereka selama berbulan-bulan sebelum meninggalkan kehidupan lamanya.
Ia kini diyakini tinggal di sebuah hutan di Jedburgh. Ia duduk di dekat kaki Raja dan Ratu, serta harus menatapnya untuk meminta persetujuan sebelum ia mengizinkannya berbicara.
Dalam wawancara mendalam pertamanya tentang masa lalunya, Asnat menceritakan bagaimana ia bahkan tidak pernah meninggalkan Dallas sebelum tiba di Skotlandia, tetapi sekarang tidak berniat untuk pulang.
Ketiganya telah menetap di hutan Skotlandia dengan niat untuk merebut kembali tanah yang mereka katakan telah dicuri dari nenek moyang mereka di Dataran Tinggi 400 tahun yang lalu. Dia menceritakan bahwa ia bertugas membuat makanan dan api unggun sebagai pelayan setia. Namun, ia mengatakan ia tidak menyesal meninggalkan semuanya dan menolak permohonan dari teman dan keluarga di AS yang memintanya untuk pulang.
Lebih lanjut, Kaura Taylor mengatakan tidak semua orang yang menuntut pulang adalah orang yang benar-benar dekat dengannya. Dia mengaku tidak semua orang mengerti bahwa dia menjalani hidup yang keras saat masih berada di Dallas.
Diketahui bahwa terjadi bentrokan antara suku dan penduduk setempat. Bentrokan ini telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Sebuah serangan terhadap kamp direkam oleh ‘sang ratu’ dan Kaura yang tampak sangat tertekan dan harus ditenangkan.
Suku tersebut telah diusir dari satu lokasi dan surat pengusiran lanjutan dikeluarkan pada hari Jumat yang memerintahkan suku tersebut untuk mengosongkan lokasi mereka saat ini.
Permintaan ini telah ditolak oleh ‘Raja dan Ratu’ yang mengatakan mereka tidak mengakui hukum setempat. Berbicara dari kamp, ‘Raja’, yang bernama asli Kofi Offeh menuturkan pendapatnya.
“Kerajaan Kubala adalah untuk orang-orang terpilih — orang-orang kami yang dideportasi dari sini dari empat penjuru bumi, Haiti, Ghana, Trinidad dan Tobago, dan Jamaika. Di luar itu, ada orang-orang yang ingin menjadi bagian dari Kubala, orang-orang dari ras lain,” ujar Offeh.
Ia menambahkan mereka tidak bekerja pada hari Sabat, yaitu hari Sabtu. Mereka juga tidak makan babi dan daging haram.
“Jadi jika Anda ingin menjadi bagian dari Kubala, Anda harus meninggalkan dunia dan kembali kepada jalan yang sempit agar Anda kini dapat melihat kemuliaan kepolosan,” tandasnya.