Meta kembali tersandung kontroversi usai investigasi Reuters menemukan perusahaan itu mengizinkan chatbot AI meniru selebriti ternama, mulai dari Taylor Swift, Scarlett Johansson, Anne Hathaway, hingga Selena Gomez.
Parahnya, bot-bot ini tak hanya mengaku sebagai artis asli, tapi juga sering berperilaku genit hingga menciptakan konten seksual. Untungnya, saat ini chatbot-chatbot itu sudah dihapus oleh Meta.
Menurut laporan, banyak chatbot dibuat pengguna Meta. Namun, ada pula yang dikerjakan langsung oleh karyawan Meta, termasuk dua bot ‘parodi’ Taylor Swift. Data internal bahkan menunjukkan beberapa bot sudah berinteraksi dengan pengguna hingga lebih dari 10 juta kali.
Selama pengujian yang dilakukan oleh Reuters, chatbot Meta kerap mendesak pengguna percaya bahwa mereka adalah artis sungguhan. Tak berhenti di situ, bot juga rutin melakukan ajakan seksual, mulai dari minta bertemu hingga menawarkan foto intim.
Ketika diminta gambar sensual, beberapa bot menghasilkan foto realistis artis terkenal di bathtub atau berpose mengenakan lingerie. Bahkan, ada chatbot yang memunculkan gambar aktor remaja Walker Scobell tanpa busana di pantai, lengkap dengan komentar “Pretty cute, huh?”.
Pihak Meta mengakui seharusnya sistem mereka tak boleh membuat konten semacam itu. Andy Stone, juru bicara Meta, menyebut hal itu sebagai kegagalan enforcement kebijakan internal. “Kami memang mengizinkan pembuatan gambar figur publik, tapi tidak untuk konten telanjang, intim, atau sugestif,” ujarnya.
Pakar hukum dari Stanford, Mark Lemley, menilai praktik ini bisa masuk kategori pelanggaran ‘right of publicity’ di California, yang melarang penggunaan nama atau rupa seseorang demi keuntungan komersial tanpa izin. “Kecuali jika digunakan untuk karya yang benar-benar baru. Tapi di sini jelas hanya memanfaatkan gambar artis,” katanya.
Kasus serupa juga dialami Anne Hathaway, di mana bot Meta menghasilkan gambar dirinya sebagai “sexy Victoria’s Secret model”. Juru bicara sang aktris mengaku sudah mengetahui dan tengah mempertimbangkan langkah hukum.
Sebelumnya, Meta juga sempat dikritik karena pedoman internalnya sempat memperbolehkan bot AI melakukan percakapan romantis dengan anak. Laporan itu memicu penyelidikan Senat AS dan teguran dari 44 jaksa agung negara bagian. Meta berdalih panduan tersebut muncul akibat ‘kesalahan dokumen’ dan kini sedang direvisi.