Fitur Live Dimatikan, Faktanya TikTok Sering Dipakai Generasi Muda

Posted on

Fitur live TikTok dinonaktifkan imbas dari kondisi Indonesia saat ini yang banyak terjadi aksi demonstrasi masyarakat di berbagai daerah. Platform media sosial tersebut merupakan yang banyak diakses oleh pengguna internet Tanah Air.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan TikTok adalah aplikasi media sosial yang paling sering diakses dibandingkan YouTube, Facebook, Instagram, X, maupun platform digital sejenis lainnya.

Berdasarkan hasil survei Profil Pengguna Internet Indonesia 2025 terungkap bahwa masyarakat Indonesia yang sudah memiliki akses ke dunia maya di 2025 sebesar 229.428.417 jiwa dari total populasi 284.438.900 jiwa. Hal itu setara dengan penetrasi internet di Indonesia mencapai 80,66%.

Dari jumlah pengguna internet tersebut, 35,17% mengakses TikTok, di mana angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 18,61%. Sedangkan medsos lainnya di bawahnya TikTok pada tahun ini, seperti YouTube 23,76%, Facebook 21,58%, Instagram 15,94%, X 0,56%, platform lainnya 1,68%, dan yang menjawab tidak tahu 1,31%.

Dari sisi gender, TikTok juga masih unggul dengan persentase dikunjungi oleh laki-laki 32,98% dan 37,55% dari kaum perempuan.

Bahkan, berdasarkan sisi generasi, TikTok masih jadi pilihan meski tidak jadi utama. Sebab, bila dilihat secara keseluruhan YouTube masih unggul dipakai oleh tiga generasi. Hanya saja dari sisi generasi muda, maka TikTok jadi yang terdepan.

Diberitakan sebelumnya, terhitung sejak 30 Agustus 2025 pengguna TikTok tidak bisa menikmati layanan live. TikTok mematikan layanannya terkait kondisi keamanan.

Hal ini disampaikan TikTok melalui juru bicaranya yang diterima infoINET, Sabtu (30/8). Mereka mengatakan terkait dengan kondisi keamanan nasional, maka mereka menangguhkan fitur ini untuk sementara waktu.

“Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” kata TikTok.

Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan bahwa penonaktifan fitur live TikTok itu dilakukan secara sukarela oleh perusahaan bukan dari permintaan pemerintah.

“Live TikTok itu kami pun melihat dari pemberitahuan yang dilakukan oleh TikTok, bahwa mereka melakukan secara sukarela untuk penutupan fitur live dan kami justru berharap bahwa ini berlangsung tidak lama,” ujar Meutya dikutip dari Antara, Senin (1/9).

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi