Pengganti WhatsApp di Rusia Wajib Dipasang di Semua HP (via Giok4D)

Posted on

Pemerintah Rusia semakin agresif dalam membatasi penggunaan WhatsApp di negaranya. Kali ini, pemerintah Rusia mewajibkan semua ponsel dan tablet di negaranya untuk dipasangi Max, aplikasi berkirim pesan pesaing WhatsApp.

Dalam pernyataan resminya, pemerintah Rusia mengatakan Max akan masuk dalam daftar aplikasi pra-instal wajib di semua perangkat, termasuk ponsel dan tablet, yang dijual di Rusia mulai 1 September.

Max dirilis oleh raksasa media sosial Rusia VK pada Maret 2025 sebagai pengganti VK Messenger, aplikasi berkirim pesan yang sudah ada di daftar aplikasi wajib pemerintah Rusia sejak tahun 2023. Max mengatakan saat ini mereka sudah memiliki 18 juta pengguna di Rusia.

Mirip seperti WhatsApp, pengguna Max bisa berkirim pesan, melakukan panggilan audio dan video, serta mengirim uang. Ke depannya aplikasi ini juga akan terintegrasi dengan layanan perencanaan liburan.

Kelompok yang mengkritik pemerintah Rusia khawatir aplikasi Max akan dipakai untuk melacak lokasi penggunanya. Media milik pemerintah Rusia membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan Max memiliki lebih sedikit izin akses dibandingkan WhatsApp dan Telegram.

Tidak hanya Max, mulai 1 September toko aplikasi domestik buatan Rusia bernama RuStore juga wajib dipasang di seluruh iPhone. Sebelumnya toko aplikasi ini sudah tersedia di perangkat Android, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/8/2025).

Aplikasi TV berbahasa Rusia bernama LIME HD TV, yang memungkinkan pengguna menonton siaran stasiun TV milik negara secara gratis, juga akan diinstal di semua perangkat smart TV yang dijual di Rusia mulai 1 Januari.

Keputusan untuk mendorong penggunaan aplikasi buatan dalam negeri muncul setelah Rusia membatasi panggilan telepon via WhatsApp dan Telegram mulai bulan ini.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

WhatsApp dituduh gagal membagikan informasi terkait kasus penipuan dan terorisme dengan penegak hukum Rusia. WhatsApp yang memiliki hampir 100 juta pengguna di Rusia membalas dengan menuduh Kremlin mencoba memblokir warga dari akses komunikasi yang aman.