Dari Keyboard hingga VR Museum, Begini Cara Aksaraya Jaga Aksara Jawa

Posted on

Melestarikan aksara Jawa di era digital bukan perkara mudah. Namun, aplikasi Aksaraya membuktikan bahwa dengan inovasi, warisan budaya bisa tetap relevan dan digemari generasi muda.

Lahir pada 2020 dari tangan alumni Apple Developer Academy, Aksaraya awalnya dikembangkan untuk menjawab satu masalah sederhana: tidak adanya keyboard aksara Jawa di iOS.

“Salah satu yang lumayan mind blowing itu ternyata sudah ada dan berbayar. Tapi yang buat itu malah orang Belanda,” ujar Muhammad Naratama, salah satu pendiri Aksaraya saat berbincang online.

Dari situ, tim pengembang membuat keyboard khusus yang memungkinkan pengguna mengetik huruf-huruf aksara Jawa di iPhone, tanpa perlu membayar lagi.

Pun begitu Tama mengaku awalnya tim skeptis karena mengira penggunaan aksara hanya terbatas di lingkungan sekolah. Namun, mereka terkejut menemukan komunitas di Jawa yang masih menggunakan aksara untuk komunikasi sehari-hari, seperti menulis bio Instagram atau pesan di grup WhatsApp.

Tak berhenti di situ, Aksaraya juga menghadirkan pembelajaran interaktif, mengadopsi pendekatan mirip Duolingo atau Candy Crush. Pengguna diajak membaca, menulis, dan menghafal aksara Jawa lewat tantangan, poin, dan level – membuat proses belajar terasa seperti bermain game.

Hasilnya, aplikasi ini kini sudah diunduh hampir 100 ribu kali, digunakan oleh pelajar, guru, hingga komunitas budaya.

“Kami ingin anak-anak tertarik, karena banyak yang merasa aksara itu membosankan,” kata Tama.

Ke depan, tim Aksaraya memiliki ambisi besar. Mereka sedang mengembangkan 17 skrip baru untuk modul pembelajaran yang digamifikasi dan berencana menambahkan elemen gamifikasi pada fitur keyboard untuk mempermudah pengguna baru.

Selain itu, mereka melihat potensi teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, misalnya dengan menerjemahkan transkrip aksara kuno di museum.

“Kalau bisa masuk ke museum nasional dan bikin translator untuk transkrip aksara, orang bisa tahu cerita di balik tulisan itu,” ujar Tama dengan antusias.

Tim juga tengah mengikuti program pendanaan dari Kementerian Kebudayaan untuk memperluas jangkauan aplikasi. Dengan dukungan pemerintah, mereka berharap Aksaraya bisa menjadi bagian dari upaya nasional untuk melestarikan budaya, terutama di tengah momentum Hari Kemerdekaan Indonesia, di mana aplikasi ini mendapat sorotan khusus di App Store.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi