Google Cloud mengumumkan dua program baru untuk meningkatkan kemampuan keamanan siber bisnis di Indonesia dalam mendeteksi ancaman serangan. Program baru ini merupakan perluasan dari Jakarta Cloud Region yang pertama kali diresmikan pada tahun 2020.
Program pertama yang diumumkan adalah Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia, di mana semua data akan di-hosting di pusat data Google Cloud di Jakarta.
Fanly Tanto, Country Director, Indonesia, Google Cloud mengatakan layanan ini memanfaatkan platform Google Security Operations yang didukung kecerdasan buatan (AI) dan berbasis intelijen.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Jadi bukan hanya integrated hardware, bukan hanya software tapi juga sekarang sudah ada cyber security in place,” kata Fanly dalam peluncuran program ‘Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber’ di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
“Jadi jangan khawatir untuk semua company, bahwa semua telemetri ini sekarang lokasinya ada di Indonesia, di Indonesian border,” sambungnya.
Google Security Operations hadir untuk meningkatkan produktivitas tim IT dan keamanan siber, terutama yang harus menghadapi ratusan hingga ribuan peringatan ancaman setiap harinya.
Berkat bantuan AI yang menggunakan model Gemini, tim keamanan siber bisa memanfaatkan agen yang dapat melakukan triase dan investigasi peringatan secara otomatis, membuat asisten playbook hanya dengan prompt singkat, hingga mencari aktivitas mencurigakan menggunakan bahasa natural, termasuk dalam bahasa Indonesia.
Pengumuman kedua dari Google adalah peluncuran program ‘Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber’ yang ditujukan untuk bisnis. Lewat program ini, Google Cloud bersama mitranya Accenture, Deloitte, Elitery, dan lain-lain akan menilai upaya pengamanan siber bisnis dan memberikan edukasi ke semua lapisan staf, mulai dari junior sampai eksekutif.
Fanly menambahkan deretan program yang diumumkan Google Cloud kali ini dapat menyelesaikan tiga masalah utama keamanan siber yang dihadapi organisasi yaitu besarnya jumlah ancaman, pekerjaan manual, dan kesenjangan keahlian.
“Jadi program ini kita akan assessing organisasi sekarang ini cyber security maturity-nya sudah sampai mana. Dan bagaimana kita sama-sama dengan MSSP partner kita untuk developing dan juga tailoring roadmap cyber security teknologi, people, dan transformasi orang-orangnya juga,” jelas Fanly.
“Intinya cyber literacy itu harus ada across function dan bukan hanya dimiliki di area cyber security alone,” pungkasnya.