Ada Laut Purba Isinya Penuh Cumi-cumi

Posted on

Melalui metode baru menggunakan teknologi, tim peneliti Jepang mengungkap lautan purba penuh dengan cumi-cumi, yang populasinya melebihi ikan dan amonit.

Tim peneliti yang sebagian besar berasal dari Universitas Hokkaido menemukan sejumlah besar fosil cumi-cumi dari bebatuan pada akhir periode Cretaceous sekitar 70 juta hingga 100 juta tahun lalu dengan menggunakan teknik baru yang disebut penambangan fosil digital untuk memotret bagian dalam bebatuan dalam irisan melingkar.

Dengan menggunakan teknik ini, tim tersebut meneliti batuan dari lapisan Kapur akhir di Hokkaido, membandingkan fosil cumi-cumi dengan fosil ikan dan amonit dari periode yang sama dan memperkirakan populasinya.

Dikutip dari Japan Times, Jumat (18/7/2025) studi ini menemukan fakta bahwa lebih banyak cumi-cumi yang hidup di lautan pada periode Cretaceous daripada ikan dan amonit, yang diketahui berkembang biak saat itu.

Hanya sedikit fosil cumi-cumi dengan jaringan keras yang ditemukan, dan proses evolusi serta keberhasilannya tidak diketahui. Hal ini mencerminkan kesulitan sebelumnya dalam mengekstraksi fosil spesies cumi-cumi, karena mereka kecil dan rapuh, meskipun mungkin meninggalkan paruh yang keras.

Yasuhiro Iba, seorang profesor madya di Universitas Hokkaido, dan rekan-rekan peneliti mengembangkan metode baru, dengan mengeksplorasi batuan yang mengandung fosil dipoles dan difoto berulang kali dalam nanometer untuk mendigitalkan struktur internalnya dalam warna penuh resolusi tinggi.

Hasilnya, total 1.000 fosil paruh sefalopoda ditemukan. Sebanyak 263 di antaranya adalah fosil cumi-cumi, dan 39 dari 40 spesies cumi-cumi merupakan spesies baru.

Fosil cumi-cumi tertua berasal dari sekitar 100 juta tahun yang lalu. Fosil serupa belum ditemukan di formasi geologi sebelumnya, menunjukkan kemunculan cumi-cumi selama periode ini dan diversifikasi mereka yang pesat selama sekitar 6 juta tahun.