Samsung Memperkenalkan Ambience Intelligence untuk Masa Depan AI yang Lebih Personal

Posted on

Di tengah gemuruh transformasi kecerdasan buatan (AI), Samsung memperkenalkan konsep baru yang mereka sebut sebagai Ambience Intelligence. Ini bukan sekadar peningkatan AI biasa, melainkan visi jangka panjang tentang bagaimana AI akan menyatu dalam kehidupan sehari-hari secara alami, personal, dan prediktif.

Ambience Intelligence atau kecerdasan ambien adalah pendekatan AI yang tidak lagi hanya merespons perintah, tapi mampu mengantisipasi kebutuhan pengguna secara proaktif. Dalam kata lain, AI akan hadir seperti “oksigen digital”: selalu ada, tak terlihat, namun terasa manfaatnya.

Dr. Jisun Park, Corporate Executive Vice President & Head of Language AI Team, Mobile eXperience Business at Samsung Electronics, menjelaskan bahwa Ambience Intelligence menggabungkan AI multimodal – yang bisa mengenali suara, teks, gambar, dan konteks pengguna – dengan pemahaman mendalam atas rutinitas harian mereka.

“Ponsel bukan lagi hanya alat komunikasi, tapi menjadi pusat ekosistem AI yang memahami Anda secara utuh,” ujarnya saat berbicara di Galaxy AI Forum, New York.

Samsung menapaki jalur ini sejak meluncurkan Galaxy S25, yang menurut perusahaan, telah digunakan oleh lebih dari 70% penggunanya untuk memanfaatkan Galaxy AI. Fitur seperti Circle to Search dan Photo Assist menjadi favorit karena bisa mendorong kreativitas dan produktivitas dengan cara intuitif.

Kini, Galaxy AI bukan hanya ada di ponsel, tapi mulai merambah ke perangkat wearable seperti jam tangan dan kacamata pintar. Ambisinya: lebih dari 400 juta perangkat Galaxy akan mendukung AI secara native hingga akhir 2025.

“Pusat inovasi kami adalah keinginan untuk menghadirkan pengalaman AI seluler yang mulus dan aman kepada konsumen yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Itulah sebabnya Samsung Galaxy berkomitmen untuk memperluas Galaxy AI ke 400 juta perangkat pada akhir tahun ini – mendemokratisasikan kekuatan dan kemungkinan AI seluler kepada lebih banyak pengguna,” papar Park.

Penerapan Ambience Intelligence memerlukan sinergi besar antara perangkat keras dan perangkat lunak. Samsung menggandeng Google untuk integrasi mendalam Gemini – model AI multimodal mereka – ke dalam ekosistem Galaxy. Sementara Qualcomm menghadirkan kekuatan pemrosesan dari chipset Snapdragon yang hemat daya tapi tetap mumpuni menjalankan AI secara on-device.

“AI generasi baru tak hanya butuh pintar, tapi juga cepat, aman, dan efisien daya,” kata Dr. Vinesh Sukumar, Vice President of Product Management at Qualcomm Technologies di sesi yang sama.

Mereka menyebutkan pentingnya mengelola dan menggabungkan berbagai sensor – mulai dari suara hingga gambar – untuk membentuk AI yang kontekstual.

Meski beberapa pihak menyebut era AI sebagai awal dari kehidupan post-smartphone, Samsung justru berpandangan sebaliknya.

Mereka yakin ponsel akan tetap menjadi pusat kontrol utama dalam ekosistem AI. Dengan kemampuan mengenali konteks melalui suara, visual, dan sentuhan, smartphone punya posisi unik dalam menjalankan visi Ambience Intelligence.

“Semakin mustahil teknologi terasa, semakin baik kinerjanya. Tugas kami adalah menjadikan AI sesederhana dan seterbuka mungkin,” tegas Park.

Apa Itu Ambience Intelligence?

Evolusi dari Galaxy AI

Kolaborasi Samsung, Google, dan Qualcomm

Menuju Era Post-Smartphone

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi