Ular piton Burma (Python bivittatus) yang besar, menelan mangsanya bulat-bulat. Uniknya, hewan yang di Florida dianggap hama ini mamou mencerna tidak hanya daging dan lemak mangsanya, tetapi juga tulangnya.
Predator lain mungkin memakan daging dan memuntahkan bagian yang tak bisa dicerna, tapi ular ini memakan seluruh bagian makhluk. Tak adanya tulang yang dikeluarkan piton burma, membuktikan kerangka itu pasti dicerna entah bagaimana, dengan mekanisme misterius. Nah ilmuwan kini telah memecahkanya.
Tim yang dipimpin Profesor Jehan-Herve Lignot dari Universitas Montpellie di Perancis mempelajari sel-sel lapisan usus ular piton Burma, ular terpanjang di dunia, dan spesies invasif yang mengambil alih Florida Everglades.
Mereka menemukan jenis sel yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Sel itu menghasilkan partikel sferoid dan membantu ular mencerna tulang. Sel-sel ini membantu memproses sejumlah besar kalsium dan fosfor yang jika tidak diproses, akan membebani sistem ular.
Penemuan itu terjadi setelah Lignot dan rekan-rekannya memberi makan ular piton dengan tiga makanan, hewan pengerat utuh, daging tikus tanpa tulang dan tikus tanpa tulang yang sama tapi diberi suplemen kalsium karbonat.
Ular piton yang diberi diet biasa, dan yang diberi suplemen menghasilkan partikel itu. Namun yang diberi makanan tanpa tulang tidak memiliki sferoid seperti itu.
Karena ular lain juga memakan tulang dan tak meninggalkan jejak tulang di kotorannya, asal usul sel-sel tersebut tampaknya dari zaman purba. Tim kemudian mengidentifikasi sel-sel yang sama pada spesies ular piton lain dan juga pada kerabat dekat, boa. Mereka bahkan menemukannya pada kadal yang nenek moyang terakhirnya dengan ular sudah lama sekali.
Dikutip infoINET dari Live Science, hal ini menunjukkan bahwa sel-sel khusus tersebut mungkin juga terdapat di hewan pemakan tulang lain yang melahap mangsanya secara utuh.
“Predator laut yang memakan ikan bertulang atau mamalia air pasti menghadapi masalah yang sama. Burung yang sebagian besar memakan tulang, seperti burung nasar berjanggut, juga akan menjadi kandidat yang menarik,” sebut peneliti.