Jika langit cerah, purnama akan menampakkan diri pada 10 Juli. Purnama yang di dunia Barat disebut sebagai Buck Moon ini punya sejumlah keistimewaan.
Dikutip dari The Daily Galaxy, Selasa (8/7/2025) purnama ini menjadi titik fokus minat ilmiah, karena fenomena Bulan seperti ini dikaitkan dengan berbagai siklus alam dan kosmik. Selain itu, fenomena purnama kali ini juga menjadi kesempatan yang pas untuk melihat efek optik aneh ilusi Bulan.
Penelitian menunjukkan bahwa purnama seperti Buck Moon memainkan peran penting dalam memahami ritme musiman dan dampak fase Bulan pada kehidupan di Bumi.
Buck Moon adalah sebutan di dunia Barat untuk purnama yang muncul di bulan Juli. Secara tradisional, penamaan ini dikaitkan dengan musim munculnya pertumbuhan tanduk pada rusa jantan.
Fenomena ini menandai puncak musim panas, ketika rusa jantan muda mulai menumbuhkan tanduk baru mereka. Istilah ini dipopulerkan pada 1930-an oleh Maine Farmer’s Almanac, yang memperkenalkan berbagai nama purnama berdasarkan musim yang sedang terjadi di alam.
Nama ‘Buck Moon’ adalah salah satu dari beberapa penamaan yang mencerminkan ritme alam. Selain Buck Moon, ada juga yang menyebutnya ‘Thunder Moon’ karena seringnya badai musim panas terjadi di bulan Juli, atau ‘Hay Moon’ yang dikaitkan dengan musim panen jerami.
Dalam budaya lain, purnama di bulan Juli menjadi waktu refleksi pada siklus alam, dengan pertumbuhan tanduk rusa yang melambangkan kekuatan, ketahanan, dan berlalunya waktu.
Purnama di bulan Juli akan terbit tepat setelah pukul 21.00 UTC pada 10 Juli atau 04.00 pagi WIB (05.00 WITA/06.00 WIT) tanggal 11 Juli 2025. Jika langit tidak mendung, para pengamat bisa melihat tampilan yang hidup saat Bulan terbit tepat di atas cakrawala, dengan rona emas besar. Inilah efek optik aneh yang disebut ‘ilusi Bulan.’
Efek ini membuat Bulan tampak lebih besar saat berada di dekat cakrawala dibandingkan saat lebih tinggi di langit. Untuk pengalaman terbaik, disarankan untuk menemukan tempat yang jauh dari lampu kota dan polusi cahaya. Pastikan untuk memeriksa cuaca setempat untuk langit yang paling cerah.
Selain Buck Moon yang spektakuler, para penggemar fenomena langit juga berkesempatan untuk mengamati keajaiban langit lainnya. Pada pagi hari setelah purnama, Venus dan Saturnus akan terlihat di langit sebelum fajar.
Venus akan bersinar terang di timur, sementara Saturnus akan terlihat di tenggara, menawarkan tampilan kosmik yang melengkapi kecemerlangan Bulan. Penampakan planet-planet ini mengingatkan kita pada gerakan dan aktivitas konstan dalam Tata Surya kita, memberikan kesempatan yang sempurna untuk merenungkan keterkaitan benda-benda langit.
Bagi yang cukup beruntung untuk menyaksikannya pada dini hari tanggal 11 Juli 2025, kesejajaran planet-planet ini dengan Buck Moon akan menciptakan pemandangan astronomi yang menakjubkan.